PANGKALAN BUN - Warga Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat meminta proyek pembangunan Instalasi Pembuangan Limbah (Ipal) WC Komunal yang rencananya bangun di tengah pemukiman masyarakat untuk dihentikan.
Warga khawatir apabila terjadi kebocoran, dan resapannya akan menimbulkan masalah kesehatan bagi warga sekitar. Karena lokasi pusat penampungan limbah (tinja) tersebut tepat berada di depan masjid dan pemukiman penduduk.
Terkait hal itu, Lurah Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar, Alimin menyampaikan bahwa dengan keberatan warga itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR, dan rencananya akan melakukan musyawarah untuk mencari jalan keluar.
“Saya sudah sampaikan ke PUPR bahwa ada keresahan warga terkait lokasi pembangunan Ipal tersebut, warga tidak ingin kalau lokasinya berada di depan masjid dan di tengah permukiman,” kata Alimin saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/8).
Ia menegaskan, sejatinya sebagai Lurah yang baru, ia tidak mengetahui secara persis proyek tersebut, kemudian penentuan titik lokasi pembangunan Ipal WC Komunal tersebut atas persetujuan Lurah sebelumnya.
Alimin juga menjelaskan bahwa sebagai Lurah pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak, bahwa proyek tersebut harus dibangun di tempat tersebut, untuk itu agar semua berjalan lancar ia meminta agar proyek tersebut dihentikan terlebih dahulu.
“Besok (hari ini) kita akan mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh warga, pihak kelurahan, dan PUPR, agar diketahui tindaklanjutnya seperti apa,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan, selama program yang ada di Raja Seberang bisa diterima masyarakat, dan tepat sasaran maka pihaknya akan terus mendukung program tersebut, namun bila tidak, hal itu juga tidak bisa dipaksakan.
“Karena sebelumnya ada beberapa Ipal lain yang sudah dibangun di belakang kantor kelurahan, dan memang lokasinya jauh dari permukiman warga, sehingga tidak ada yang keberatan pada saat itu,” terangnya.
Ia mengaku hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan lokasi alternatif untuk pembangunan Ipal WC Komunal tersebut. “Kita belum ada lahan alternatif, lokasi yang ditolak tersebut memang milik kelurahan, kita tunggu besok bagaimana jalan keluarnya,” pungkasnya. (tyo/sla)