SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Rabu, 17 Februari 2016 13:04
LIPUTAN KHUSUS PERANG MELAWAN BISNIS KENIKMATAN
Pengakuan Mami PSK: Kita Sama-Sama Kerja untuk Keluarga
MENUNGGU PELANGGAN: Sejumlah PSK di salah satu lokalisasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, tampak sedang menunggu pelanggan. (FOTO: SLAMET/RADAR SAMPIT)

Rencana penutupan lokalisasi di Kobar, juga menyebar di kalangan penghuni kawasan RT 12, Desa Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Meski mengaku pasrah, mereka menuntut solusi atau bahkan ganti rugi jika lokasi tempat mereka mencari penghasilan ditutup.

”Kalaupun akan ditutup, sebaiknya ada sosialisasi terlebih dahulu. Kalau perlu kita juga akan meminta ganti rugi. Sebab, bangunan ini kita membangun sendiri. Kalaupun yang lain ada yang menyewa, itu uang kita sendiri,” ujar salah seorang mami (mucikari), pemilik wisma di lokalisasi tersebut.

Penutupan lokalisasi, menurutnya, memang hak pemerintah. Namun ia dan teman-temannya berharap agar sisi kemanusiaan mereka dipikirkan. Sebab, yang mampu mereka kerjakan hanya membuka usaha semacam itu.

”Secara umum, saya pribadi ikut teman-teman. Kalau semua setuju ditutup, saya akan ikut. Tapi, selanjutnya, setelah penutupan, kita ingin ada pemberdayaan dari pemerintah. Jangan asal tutup, tapi tidak ada solusi,” pinta mami pemilik dua wisma ini.

---------- SPLIT TEXT ----------

Berbeda dengan mami bertubuh tambun ini. Mami lain yang sempat dibincangi Radar Sampit menolak jika lokalisasi ditutup, apalagi jika mereka sampai terusir dari wilayah tersebut.

”Kita sudah capek terus-terusan dipindah-pindahkan, sekarang malah ada rencana mau ditutup.  Kita di sini sama-sama kerja untuk keluarga dan pengeluaran untuk bayar sana-sini. Setiap bulan juga sudah kami ikuti, tapi kenapa ditutup,” katanya.

Penutupan dan pengusiran, atau bahkan pemulangan para penghuni ke daerah asal bukan menyelesaikan masalah. Menurutnya, pemberdayaan agar mereka bisa beralih profesi akan lebih baik.

”Kalau ini ditutup, terus kita dipindahkan atau dipulangkan, bagaimana kita bisa terima? Modal untuk membangun saja belum kembali. Lebih baik kita diberdayakan dengan usaha lain yang lebih baik, tapi tanpa harus mengusir kita dari tempat ini,” katanya.

---------- SPLIT TEXT ----------

Pantauan koran ini, selain sekitar 30 lebih bangunan wisma, terdapat pula beberapa warung kopi dan warung makan, serta toko bahan kebutuhan pokok di lokasi yang terdiri dari dua jalur tersebut.

”Selama ini kita usaha warung makan dan kopi, lumayan menghasilkan. Terutama saat setelah gajian, pengunjung wisma karaoke ramai, kita juga kebagian rezeki,” ungkap pemilik warung kopi yang biasa disapa Pak Roron ini.

Sebagai penjual makanan di lokasi tersebut, Roron mengaku kehidupan di lokalisasi amat keras. Kalau pemerintah ingin menutup, dia mulai memikirkan pindah tempat dan membuka usaha di lokasi lain.

”Untuk saya sendiri, mungkin akan menurut saja apa kemauan pemerintah. Tapi, kalau memang benar ditutup, sebaikanya jangan hanya mereka (PSK dan mucikari) yang dibina dan diberdayakan, namun pedagang kecil seperti kami juga harus ikut diperhatikan,” katanya.

---------- SPLIT TEXT ----------

Terkait hal tersebut, Kepala Desa Sungai Pakit, Jamhari, mengaku mendukung wacana tersebut. Namun, sebelum itu dilaksanakan, pemerintah disarankan menyiapkan langkah jitu di lapangan.

”Sebelum, saat, dan sesudah penutupan, sebaiknya ada rencana yang matang. Dari pihak desa secara umum mendukung langkah tersebut,” katanya.

Apabila penutupan sudah diputuskan, pemerintah diharapkan tidak terburu-buru. Kekhawatiran yang berkembang, bahwa setelah penutupan ada kemungkinan mereka menyebar, juga harus ditangani.

”Kalau mereka menyebar, ini yang berbahaya. Jangan sampai ingin mengatasi masalah, tapi malah timbul masalah lain,” jelasnya.

Sejak dipindahkan ke lokasi yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit itu, 90 persen penghuninya merupakan pendatang. Mereka tinggal di lokasi tersebut hanya berdasarkan surat domisili, sehingga selain pemberdayaan kepada penduduk resmi Sungai Pakit, langkah pemulangan PSK atau mucikari yang berasal dari luar Kobar juga harus dilakukan.

”Jangan sampai mereka lolos dari pemulangan. Kalaupun tidak bersedia, mereka harus diberdayakan untuk bekerja di sektor lain. Pengawasannya juga harus diperketat,” katanya.

Pihaknya berharap, kalaupun wacana tersebut benar-benar dilaksanakan, pemerintah daerah melalui dinas terkait harus turun ke lapangan. Sebab, penutupan lokalisasi tidak bisa dilakukan secara instan.

”Dinas terkait mulai sekarang sebaiknya turun ke lapangan, kita akan bantu. Pemerintah desa akan mendukung penuh langkah pemkab,” tandasnya. (sla/ign)

Baca juga: Jeritan Kupu-Kupu Malam Jelang Hari Penutupan


BACA JUGA

Kamis, 21 Maret 2024 16:07

Petani Sawit Lamandau Bersertifikat RSPO Dapat Insentif

NANGA BULIK - Ratusan petani swadaya kelapa sawit di Desa…

Selasa, 30 Januari 2024 19:07

Dukung Pengembangan Pertanian, Pj Bupati Kobar Resmikan Penggilingan Padi di Desa Palih Baru

PANGKALAN BUN, radarsampit.com - Untuk mendukung produksi pangan di Kabupaten…

Rabu, 24 Januari 2024 11:13

Korban Mobil Ugal-ugalan di Pangkalan Bun Masih Koma

Empat korban pengemudi mobil ugal-ugalan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin…

Selasa, 23 Januari 2024 01:06

Seruduk Tiga Pemotor, Mobil Remuk Diamuk Massa di Pangkalan Bun

Sebuah mobil dengan nomor pelat KH **** RA di Pangkalan…

Selasa, 23 Januari 2024 00:55

Kamar Pasien Kelas III RSSI Pangkalan Bun Perlu Penambahan

Sejumlah fasilitas dan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum…

Selasa, 23 Januari 2024 00:53

ODGJ Kian Menjamur di Pangkalan Bun

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kian menjamur di Kota Pangkalan…

Senin, 22 Januari 2024 19:40

Pj Bupati Kobar Budi Santosa Ingin Kembalikan Adipura ke Kota Pangkalan Bun

PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di bawah…

Minggu, 21 Januari 2024 11:45

Rody, Juni, atau Aida yang Bakal Jadi Sekda Kobar?

Dari delapan calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Barat yang…

Minggu, 21 Januari 2024 11:17

Warga Pangkalan Bun Keluhkan Ceceran Sampah dari Truk Pengangkut

Aktivitas truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten…

Minggu, 21 Januari 2024 11:13

Dua Joki Judi Online di Pangkalan Bun Diringkus Polisi

Polres Kotawaringin Barat berhasil mengungkap praktek perjudian online dengan meringkus…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers