SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Senin, 07 Oktober 2019 16:12
Mengerikan..!!! Ini Dampak Buruk bagi Kalteng Selama Kabut Asap Lalu
INSPEKSI: Menko Polhukam Wiranto bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian serta Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, dari Kementrian LHK serta pejabat dan staff pemerintah pusat dan provinsi Kaltengf lainnya, ketika meninjau beberapa kawasan lahan yang terbakar, belum lama tadi.( Dok. DODI/RADAR PALANGKA)

PALANGKA RAYA- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berakibat kabut asap pekat hampir di semuao wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) beberapa waktu lalu, tak hanya menganggu kesehatan, dan pendidikan. Kondisi ini dicatat juga menyebabkan anjloknya perputaran roda perekonomian setempat. Baik di sektor perdagangan, perhotelan, penerbangan, hingga produktivitas kinerja karyawan pemerintah dan swasta.

Evaluasi dari kondisi ini seperti dipaparkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah, Rihando. Dia menyampaikan kabut asap memberikan pengaruh sejumlah aktivitas perekonomian, seperti berkurangnya jam kerja Aparatur Sipil Negara (ASN), berkurangnya aktivitas lalu lintas dan jual beli,  hingga terganggunya aktivitas penerbangan pesawat udara.

Dipaparkannya, seperti di sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), kabut asap berdampak terhadap penurunan penjualan sekitar 25persen  untuk pemesanan individual, dan 50persen untuk pemesanan grup, jika dibandingkan dengan kondisi normal di bulan- bulan sebelumnya.

Namun lanjut Rihando, sektor perdagangan lainnya, dalam hal ini departement store, ternyata terkena dampak positif terhadap pertumbuhan penjualan. Menurutnya sisi traffic customer mengalami peningkatan.

”Meningkatnya traffic customer disinyalir merupakan perilaku masyarakat yang melakukan kunjungan ke toko untuk mendapatkan udara yang lebih segar dengan ketersediaan air conditioner di toko. Sisi inventori tidak terdapat hambatan dalam pengiriman barang via lau, t baik dari Jakarta maupun Surabaya,” paparnya.

Selanjutnya diuraikan, dampak lainnya, terdapat penurunan pengunjung yang datang ke pasar tradisional dan berdampak pada penurunan pendapatan penjual sekitar 20-30 persen. Disamping itu, kabut menghambat pendistribusian sejumlah komoditas, sehingga secara teori  menyebabkan kenaikan harga.

Kemudian lanjut Rihando, di saat yang bersamaan kabut asap memberikan dampak berkurangnya permintaan, sebab menurunnya jumlah masyarakat yang datang ke pasar tradisional. Hal tersebut menyebabkan pedagang tidak dapat menaikkan harga barang.

”Kala kabut asap stok komoditas kebutuhan pokok masyarakat masih dalam level yang cukup, dengan harga yang relatif stabil,” jelasnya.

Menurut Rihando, dengan kondisi itu, yakni terjaganya harga kebutuhan pokok terlihat pada deflasi yang terjadi di Kalimantan Tengah secara bulanan (month to month) pada bulan Juli, Agustus, dan September.  Hingga deflasi pada tiga bulan tersebut, berturut-turut adalah sebesar -0,25persen, -0,29persen, dan -0,07persen (mtm).

”Jelasnya bahwa deflasi didorong oleh kelompok komoditas harga pangan bergejolak (volatile food) yang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,71persen, -0,70persen, dan -1,03persen (mtm) pada bulan Juli, Agustus, dan September,” urainya.

Lebih lanjut Rihando menguraikan, gangguan lain dari jika dilihat dari kinerja sektor ekonomi utama Kalimantan Tengah, kabut asap memberikan dampak terhadap produksi  dan  aktivitas  pekerja  meskipun  masih relatif  terbatas.

Hambat Produksi di Sektor Pertanian

Kemudian, dari  sektor  pertanian tanaman perkebunan, sejumlah pelaku usaha kelapa sawit, dengan adanya kabut asap menyebabkan beberapa perusahaan harus mengalihkan sejumlah Sumber Daya Manusianya-nya untuk ikut memadamkan titik api di sekitar perkebunan,  agar tidak masuk ke dalam kebun perusahaan.

“Selain itu hari kerja pegawai juga mengalami penurunan, karena banyaknya pegawai yang sakit dan tidak masuk karena kabut asap. Hal ini menyebabkan terdapat buah matang yang tidak atau pun telat untuk dipanen,” terangnya Rihando.

Kemudian menurutnya, dengan kondisi itu berdampak terhadap turunnya tonase produksi. Itu karena ternyata kabut asap mengganggu kelangsungan hidup hewan penyerbuk, hal ini berpotensi memberikan dampak terhadap banyak bunga betina sawit yang tidak terpolinasi dengan baik, dan dapat mempengaruhi produksi pada bulan- bulan berikutnya.

Dampak lain lanjut Rohandi, dari sektor pertanian tanaman bahan makanan dalam produksi beras mengalami gangguan sejak terjadinya bencana asap. Sejak kualitas udara semakin memburuk beberapa minggu terakhir, produksi beras harian tercatat  menurun.

Sementara untuk  tanaman hortikultura, produksi juga terganggu, terutama komoditas bawang merah, cabai besar, dan cabai rawit.

”Akibat asap, tanaman  tidak  tumbuh dengan baik, daun-daunnya  menjadi  mengering  dan keriting. Asap yang menutupi sinar matahari membuat tanaman-tanaman ini kekurangan suplai sinar matahari, sehingga lebih rentan terserang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman),” terangnya.

Rohandi menambahkan,  berbeda dari hal lain, sektor jasa  kesehatan,  terjadi  permintaan alat-alat kesehatan  yang  meningkat tajam  sejak bencana asap terjadi. Seperti masker, oksigen murni, dan multivitamin,walaupun harganya cenderung stabil dan terjaga.

“Untungnya pedagang memberi diskon pada masker dan tabung oksigen murni, dengan potongan harga atau promo pemberian masker gratis setelah pembelian masker/tabung oksigen dalam jumlah tertentu. Mereka keinginannya untuk tidak terlalu mencari untung dari kejadian bencana asap yang menyusahkan masyarakat,” urainya.

Tak lupa Rihando juga memaparkan dampak lainnya dari kabut asap, yakni adalah terganggunya aktivitas penerbangan pesawat udara. Beberapa penerbangan dari dan ke Palangka Raya mengalami keterlambatan, dan pengalihan melalui Banjarmasin, bahkan aktivitas di Bandara Tjilik Riwut sempat nyaris  terhenti  pada  tanggal  15-17 September.

”Informasi dari Angkasa Pura  II Bandara Tjilik Riwut, hanya terdapat 2-4 penerbangan dari 24 penerbangan dari dan ke Palangka Raya pada tiga hari tersebut. Gangguannya sangat terasa, makanya itu diharapkan stop membakar lahan dan hutan serta sama-sama menjaga lingkungan,” pungkasnya.(daq/gus)

 


BACA JUGA

Kamis, 28 Maret 2024 12:14

Optimalkan Roda Pemerintahan di 2024

PALANGKARAYA-Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran,  memimpin  Rapat Koordinasi Optimalisasi…

Selasa, 26 Maret 2024 12:54

Realisasi PAD Kalteng Tahun 2023 Lebihi Target

PALANGKA RAYA- Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo membacakan…

Kamis, 21 Maret 2024 12:25

Pasar Murah Stabilkan Harga Pangan dan Atasi Inflasi

KUALA KAPUAS – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), terus bergerak…

Kamis, 14 Maret 2024 12:28

Gubernur Ajak Masyarakat Agar Gemar Berbagi

PALANGKA RAYA- Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran,  mengajak masyarakat…

Kamis, 07 Maret 2024 13:13

Pemprov Dukung OJK dalam Pengembangan Ekonomi

PALANGKARAYA- Wakil Gubernur (wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo bersama…

Selasa, 05 Maret 2024 13:05

Pemprov Kalteng Persiapkan Festival Ramadan

PALANGKARAYA-Menyambut dan memeriahkan Bulan Ramadan 1445 Hijriah yang sebentar lagi…

Kamis, 29 Februari 2024 12:52

Pemprov Apresiasi FKUB Award

PALANGKARAYA- Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo, menghadiri penyerahan…

Selasa, 27 Februari 2024 12:05

Dorong Pj Bupati dan Pj Walikota Majukan Pembangunan

PALANGKA RAYA-Wakil Gubernur (wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo, membuka…

Jumat, 23 Februari 2024 09:52

Wagub dan Kadis Diskominfo Hadiri Puncak HPN

JAKARTA-Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng)  Edy Pratowo bersama Kepala…

Selasa, 20 Februari 2024 13:06

Pemprov Terus Gelar Pasar Penyimbang

PALANGKA RAYA- Demi mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok agar…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers