SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Selasa, 08 Oktober 2019 14:15
Kisah Pemburu Harta di Dasar Sungai Arut

Bertaruh Nyawa Demi Nafkah Keluarga

PEMBURU HARTA :Pemburu harta di dasar sungai saat menjalankan aktifitasnya di Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Senin (7/10).(SULISTYO/RADAR PANGKALAN BUN)

Menyelami sungai menjadi pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Arbani alias Bani atau lebih dikenal sebagai ‘komandan’ selam oleh rekan-rekan seprofesinya itu telah memasuki usia senja. Keistimewaan yang dimilikinya hingga mampu bertahan 3 - 4 menit di kedalaman 10 meter tanpa alat bantu kini telah diturunkan ke anak dan menantunya

SULISTYO, Pangkalan Bun

 Siang itu lelaki berusia 65 tahun itu duduk di tangga jembatan titian, tak jauh dari mesin kompresor tua yang mengeluarkan suara berisik. Pakaian kakek ini tampak basah kuyup, sesekali ia mengisap rokok kreteknya dalam - dalam. Kedua matanya menatap tajam ke permukaan sungai, ia fokus pada gelembung - gelembung udara yang muncul sebagai tanda bahwa di dasar sungai sedang ada aktivitas penyelaman. 

Tidak berapa lama, sosok pria dengan rambut gondrong muncul dari dalam air, pria kurus berkulit legam ini hanya sejenak muncul ke permukaan, kemudian kembali masuk ke dalam air untuk mengisi tangguk (keranjang terbuat dari rotan) dengan bongkahan tanah dan lumpur. 

Sementara di atas lanting jamban, dua orang putranya yang lain dengan sigap segera mengayak (mendulang) tanah lumpur yang juga terbuat dari rotan. Berharap ada benda berharga seperti emas dan koin - koin kuno bernilai yang tersangkut. 

Bani yang merupakan warga RT 35, Natai Pelingkau, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan ini mengakui, untuk melakukan penyelaman harus ada tata kramanya. Kegiatan itu tidak boleh dilakukan secara sembarangan, karena menurutnya di dasar sungai ada  kehidupan lain yang tidak kasat mata, dan pengucapan salam wajib dilakukan sebelum melakukan aktivitas. 

“Kita berpegang dengan adat istiadat dan tata krama yang kita yakini. Dan Alhamdulillah hingga saat ini kami tidak pernah mendapat kendala atau menemui hal - hal ganjil, termasuk binatang buas di air seperti buaya,” ungkapnya. 

Selama sepuluh tahun terakhir, Bani dan dua putra kandung serta satu menantunya menjalani profesi sebagai penyelam di Sungai Arut, hasil yang diperolehnya juga tidak menentu. Saat dewi fortuna sedang berpihak kepadanya, hasil buruan harta di dasar sungai berupa logam mulia baik gelang, cincin, atau kalung bisa mencapai 10 gram, tapi bila tidak beruntung ia pun pulang dengan tangan hampa. 

Dulu saat semua sarana dan prasarana pelengkap berburu harta di dasar sungai, benda apa saja yang ada di dasar sungai termasuk papan ulin, besi, tembaga dan lain - lain yang mempunyai nilai rupiah akan ia angkat ke permukaan. Namun saat ini hal itu tidak bisa dilakukan karena mereka tidak mempunyai alat angkut, sehingga mereka kini fokus pada barang bernilai tinggi dan mudah diangkat saja. 

“Sekarang kami hanya mengandalkan mesin kompresor sebagai alat bantu pernafasan. Dengan alat ini kita bisa satu jam lebih di dasar sungai. Namun risiko menghisap udara dari  kompresor ini membuat lebih cepat haus.Jadi perlu digantikan dengan anak saya yang lain,” kata Bani disela - sela kegiatan penyelaman, Senin (7/10) lalu.

 Menurutnya agar bisa bertahan lama di dalam air, penyelam menggunakan sabuk pemberat yang terbuat dari timah. Sabuk itu diikatkan di pinggang penyelam, beratnya lebih dari tiga kilogram. 

Tidak ada kiat khusus dalam menentukan titik selam. Bani dan putranya hanya mengandalkan perasaan. Mereka tidak menggunakan alat pendeteksi logam atau sejenisnya seperti mencari barang di kedalaman laut. 

Bani mengaku, perburuan harta di dasar sungai ini bukan hanya di Sungai Arut, tetapi mereka juga sering  ke luar Kobar, seperti Sungai Jelai, Kabupaten Sukamara dan Lamandau. 

Terkadang mereka juga menerima jasa untuk pengangkatan kelotok/getek yang tenggelam ke dasar sungai. Untuk jasanya itu mereka memasang tarif Rp 2 juta dengan jaminan perahu timbul. Sementara itu bila ada warga yang kehilangan perhiasan yang jatuh ke sungai ada aturan main tersendiri, yaitu apabila ditemukan maka perhiasan tersebut nilainya harus dibagi dua, 50 persen untuk pemilik, dan 50 persen untuk penyelam. 

Bani dan anak - anaknya tidak tahu sampai kapan akan menjalani profesi tersebut. Apalagi di usia senjanya, Bani saat ini hanya sesekali saja membantu putranya menyelam, karena usia dan fisik sudah tidak mendukungnya. 

“Yang saat ini masih dalam tahap belajar adalah menantu saya, karena tekanan air begitu kuat di dasar sehingga harus dimulai dari tempat yang surut dulu, kemudian bertahap hingga ke dasar yang dalam, kalau dipaksakan langsung bisa sakit,” pungkasnya. (sla)

 

 


BACA JUGA

Kamis, 21 Maret 2024 16:07

Petani Sawit Lamandau Bersertifikat RSPO Dapat Insentif

NANGA BULIK - Ratusan petani swadaya kelapa sawit di Desa…

Selasa, 30 Januari 2024 19:07

Dukung Pengembangan Pertanian, Pj Bupati Kobar Resmikan Penggilingan Padi di Desa Palih Baru

PANGKALAN BUN, radarsampit.com - Untuk mendukung produksi pangan di Kabupaten…

Rabu, 24 Januari 2024 11:13

Korban Mobil Ugal-ugalan di Pangkalan Bun Masih Koma

Empat korban pengemudi mobil ugal-ugalan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin…

Selasa, 23 Januari 2024 01:06

Seruduk Tiga Pemotor, Mobil Remuk Diamuk Massa di Pangkalan Bun

Sebuah mobil dengan nomor pelat KH **** RA di Pangkalan…

Selasa, 23 Januari 2024 00:55

Kamar Pasien Kelas III RSSI Pangkalan Bun Perlu Penambahan

Sejumlah fasilitas dan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum…

Selasa, 23 Januari 2024 00:53

ODGJ Kian Menjamur di Pangkalan Bun

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kian menjamur di Kota Pangkalan…

Senin, 22 Januari 2024 19:40

Pj Bupati Kobar Budi Santosa Ingin Kembalikan Adipura ke Kota Pangkalan Bun

PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di bawah…

Minggu, 21 Januari 2024 11:45

Rody, Juni, atau Aida yang Bakal Jadi Sekda Kobar?

Dari delapan calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Barat yang…

Minggu, 21 Januari 2024 11:17

Warga Pangkalan Bun Keluhkan Ceceran Sampah dari Truk Pengangkut

Aktivitas truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten…

Minggu, 21 Januari 2024 11:13

Dua Joki Judi Online di Pangkalan Bun Diringkus Polisi

Polres Kotawaringin Barat berhasil mengungkap praktek perjudian online dengan meringkus…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers