SUKAMARA – Pandemi Covid-19 sangat memukul segala sektor ekonomi masyarakat. Salah satunya dialami oleh petani jeruk di wilayah Desa Pulau Nibung, Kecamatan Jelai. Meski sedang mengalami panen, namun mereka kesulitan pemasaran, sehingga harga jualnya terjun bebas.
“Sekarang memang sedang panen, tetapi tidak bisa dipetik dalam jumlah banyak karena terbatasnya penjualan. Sementara dijual di Sukamara saja,” terang Idar, salah seorang pemilik kebun jeruk.
Menurutnya dampak pandemi Covid-19 membuat pengepul tidak ada yang datang. Harga jual juga menurun. Jeruk yang dipanen hanya sedikit sesuai permintaan pembeli atau dijual sendiri secara online di Kota Sukamara. “Biasanya hanya dipanen sekitar 30 hingga 50 kilogram saja. Sangat jauh menurun dibanding sebelum ada korona ini. Semoga saja kondisi seperti ini cepat berakhir,” harapnya.
Seperti diketahui bahwa di wilayah Kabupaten Sukamara jeruk menjadi tanaman buah terbanyak yang ditanam masyarakat. Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sukamara tahun lalu mencatat mencapai 60.580 pohon. Kebun terbanyak berada di wilayah Kecamatan Jelai sebanyak 58.212 pohon dan sisanya tersebar di Kecamatan Sukamara dan Balai Riam. Di Kecamatan Sukamara terdata 1.500 pohon dan Kecamatan Balai Riam sebanyak 868 pohon.
Selain jeruk, tanaman buah-buahan ditanam seperti pisang di Kecamatan Jelai sebanyak 8.780 pohon, Kecamatan Sukamara sebanyak 3.000 pohon dan Kecamatan Balai Riam sebanyak 6.233 pohon. Tanaman lainnya juga terdata seperti rambutan, nanas, durian, mangga dan beberapa jenis tanaman buah lainnya. Realisasi luas panen jeruk sebanyak 938 pohon, tanaman pisang sebanyak 7.533 pohon.(fzr/sla)