SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Rabu, 30 September 2015 23:04
Menjaga Api Investasi

”Tragedi harus dijadikan sumber kekuatan, tidak peduli seberapa sulit dan menyakitkan itu. Dan jangan kita kehilangan harapan, karena itulah tragedi yang sebenarnya.”

Dalai Lama

Oleh: Duito Susanto

Kemarin pagi, saya dan kawan-kawan menghadiri soft opening Midtown Xpress Hotel di Sampit. Awalnya, saya sempat kaget juga. Di bawah kungkungan kesulitan ekonomi nasional saat ini, masih ada yang berani membangun jaringan bisnis jasa perhotelan baru di kota ini.

Saya sempat bergumam, ”Apa dunia perhotelan tak terimbas kelesuan ekonomi saat ini ya?” Tapi lantas saya tersadar, inilah yang sering disampaikan Pak Dahlan Iskan, bahwa kita tak perlu berkeluh kesah atau meratapi keadaan ekonomi yang serba sulit saat ini. Tapi kita harus tetap menjaga harapan, berinovasi, dan merancang sesuatu agar ketika keadaan sudah kembali normal, kita bisa langsung melompat lebih tinggi.

Menarik memang. Hotel di Jalan MT Haryono ini menjadi bukti bahwa tak semua harapan ambles bersama roda ekonomi yang gembos saat ini. Owner-nya pengusaha lokal keturunan Tionghoa. Pengelolaannya melibatkan jaringan bisnis Midtown Hotel yang berpusat di Surabaya.

Sampit adalah kota ketiga setelah Surabaya dan Jogjakarta yang dirambah manajemen Midtown. Artinya, bisa dibilang Sampit sudah hampir setara dengan dua kota besar di Jawa itu. Setidaknya dalam hal potensi bisnis jasa perhotelan yang tampak dari kacamata manajemen Midtown.

Managemen hotel ini mengakui bahwa mereka melihat potensi besar di Sampit. Itulah yang membuat mereka berani memulai bisnis ini di Sampit meski ekonomi nasional tengah lesu. Semoga saja pengakuan itu berdasar analisa tulus seorang pengusaha, bukan lantaran dia sedang berbicara di depan publik, dan ada bupati hadir saat itu.

Saya sempat meragukan juga bahwa dunia perhotelan tak terimbas kelesuan ekonomi saat ini. Di Kotim, sektor perkebunan dan pertambangan sudah tak bisa mengelak dari pukulan itu. Pengusaha, diam-diam atau bahkan secara terbuka, sudah mem-PHK ribuan pekerja sejak beberapa bulan lalu.

Sektor pertambangan memang yang susah bergerak. Karena ada larangan ekspor ore, atau tanah yang mengandung bijih nikel. Perusahaan diwajibkan membangun pabrik peleburan nikel atau yang disebut smelter.

Dari obrolan dengan seorang pengusaha, pembangunan smelter memerlukan waktu bertahun-tahun dengan biaya yang diperkirakan hingga belasan triliun rupiah. Hal inilah yang menjadi pukulan telak bagi pengusaha.

Di sektor perkebunan, harga kelapa sawit yang menjadi primadona hingga saat ini juga masih terus turun. Banyak perusahaan perkebunan terpaksa ‘diet ketat’ untuk menyiasati pengeluaran biaya berlebih.

Terlepas dari terpengaruh oleh kelesuan ekonomi atau tidak, kehadiran Midtown Xpress di Sampit yang pasti memberi pilihan baru. Walaupun kehadirannya juga diiringi gosip bahwa hotel ini ‘lahir terpaksa’.

Proses pembangunan gedung hotel dengan 73 kamar itu diketahui dimulai sejak tiga tahun silam. Saat ekonomi belum bergejolak seperti saat ini. Saat nilai tukar rupiah belum seperti sekarang. Hanya, mungkin sedikit ‘kesialan’, pembangunan itu selesai di saat kondisi sulit tahun ini.

Daripada dihentikan begitu saja, lebih baik dilanjutkan. Saat ini, mungkin bisnis ini tak bisa segera menunjukkan perkembangan pesat. Namun, ini adalah modal menghadapi situasi rebound nanti. Situasi ketika ekonomi membaik, dan mereka menjadi orang pertama yang injak pedal gas.

Dan, Midtown Xpress ternyata tak sendiri. Kita bisa melihat bahwa ada beberapa hotel besar yang sedang dibangun saat ini. Ada Aquarius. Kemudian juga Swissbell Hotel yang, katanya, juga masih terus berproses di Sampit. Berarti kepercayaan investor menanamkan modal di sini masih terbilang tinggi.

Satu hal lagi yang ‘melegakan’ adalah pernyataan Bupati Supian Hadi saat soft opening kemarin pagi. Bupati menyebut, ekonomi di Kotim saat ini masih bertahan meski ekonomi nasional anjlok. Sampit, kata Supian, masih potensial, dan tak terimbas.

Kehadiran hotel berbintang dua itu melengkapi rencana menjadikan Sampit sebagai kota wisata. Agar nyaman dikunjungi, tentu saja harus ada fasilitas menginap yang baik.

Supian mengaku menyiapkan Sampit sebagai kota wisata sebagai antisipasi pembentukan Kotawaringin Utara. Sebab, cepat atau lambat, lima atau sepuluh tahun ke depan, wilayah utara akan berdiri sendiri. Lepasnya wilayah utara berarti hilangnya lumbung PAD Kotim. Sebab itu, Kotim, khususnya Sampit, harus sudah mapan menjadi kota wisata saat berpisah dengan wilayah utara. Wisata diharapkan menjadi sumber pemasukan utama.

Ya, pada akhirnya, kita memang tak boleh kehilangan harapan. Pemerintah, dan publik, harus tetap menjaga api investasi meski kelesuan ekonomi belum menampakkan ekornya. Semoga ini adalah langkah kita menghadapi rebound di kemudian hari. Dan semoga fase rebound itu tiba dalam waktu dekat. (duito@radarsampit.com)

loading...

BACA JUGA

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers