SAMPIT - Misteri kematian Anang Bahransyah alias Neneng (55) yang ditemukan terbunuh di rumahnya jalan Walter Condrad, Gang Lombok, Baamang Sampit, Selasa (4/10) lalu masih belum terungkap.
Berkaitan dengan kabar bahwa korban sempat berkencan sebelum terbunuh langsung dibantah pihak keluarga. Dua keponakan korban yang enggan menyebutkan nama menyatakan Neneng tidak mungkin berbuat seperti itu (bersetubuh).
”Biasanya tidur di dalam kamar. Mungkin karena ada temannya yang menginap pada malam (kejadian) itu, jadi dia mengalah dan tidur diluar (kamar). Jika hanya menggunakan sarung itu memang kebiasaanya saat tidur, bukan karena berbuat seperti itu (bersetubuh),” ujar keluarga Neneng yang dijumpai Radar Sampit di RSUD dr Murjani Sampit, Senin (10/10).
Dikatakan, sebelum meninggal dunia, keseharian korban sejak masih berusia muda dihabiskan hanya merias dan bekerja di salon kecantikan miliknya.
”Kami tahu bagaimana kehidupan almarhum. Saat kami masih anak-anak, sering ikut dengannya. Kebiasaannya merias berkurang saat berusia 40 tahun. Pernah (korban) diminta untuk menikah, tetapi tidak mau lantaran takut tidak sanggup membiayai hidup,” ceritanya.
Saat berada di luar rumah, korban tidak banyak mempunyai kegiatan, paling tidak almarhum pergi ke Taman Kota Sampit.
”Saat kami tanyakan kenapa ke taman, katanya cuma bertemu teman. Terakhir saat bulan puasa pernah main ke rumahnya. Almarhum sempat takut membuka pintu, alasannya ada orang mabuk yang sering datang,” ungkapnya.
Neneng dikenal tetangga dan keluarganya adalah pribadi yang baik dan diyakini tidak memiliki musuh. Jika punya masalah, korban biasanya selalu berbagi cerita dengan keluarganya.
”Biasanya terbuka jika ada masalah. Sebelum malam kejadian almarhum sempat mendatangi keluarga, selama satu hari penuh. Tidak ada mengatakan punya masalah dengan orang lain,” ucapnya.
Dugaan adanya perampokan juga dianggap tidak mungkin, sebab korban tidak memiliki banyak barang yang dapat diambil oleh pelaku. Satu buah sepeda motor dan handphone (HP) yang hilang diduga dibawa pelaku juga tidak bernilai besar.
”Itu motor tua dan HP lama. Kami tidak merasa itu adalah perampokan. Masalah dia pindah salon pada akhir 2015 itu juga tidak ada kaitannya. Penghasilan salon hanya cukup untuk biaya sehari-hari saja,” terangnya.
Pihak keluarga menyerahkan sepernuhnya kepada penegak hukum untuk mengungkap kasus ini serta menangkap pelaku yang menurut polisi masih buron. (mir/fm)