SAMPIT – Setelah sempat berkurang sekitar sepekan, kabut asap akibat kebakaran lahan kembali menyaput Kota Sampit. Ini hanya terjadi terutama pagi hari dan berangsur menipis menjelang siang. Masyarakat khawatir dengan kembali menebalnya asap, terutama yang beraktivitas di pinggiran Sungai Mentaya.
”Menjelang pukul 06.00 asap mulai turun, tapi pukul 07.00 sudah tipis,” ungkap Mansyah, pengguna perahu ces, Jumat (4/9).
Kendati demikian, jarak pandang dinilai masih aman. Pengguna transportasi sungai melihat, jarak pandang masih lebih dari 1 kilometer. Kondisi asap yang menebal juga dirasakan warga di perkotaan. Pelajar sekolah pun tampak kembali menggunakan masker saat berangkat sekolah.
”Kalau sebelumnya sudah tidak pakai masker karena tidak ada asap, tapi ini sepertinya mulai lagi. Jadi harus menggunakan masker,” kata salah seorang pelajar.
Pantauan koran ini, siang hari asap masih terlihat di beberapa kawasan. Aromanya pun masih menyengat. Seperti yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Pramuka. Di kawasan ini asap masih terasa. Ini terjadi karena sisa lahan gambut yang terbakar masih mengepulkan asap.
Pelaksana Harian Kepala Badan Penaggulangan Bendana Daerah Kotim Rukmana Priyatna, mengatakan, pihaknya kembali meningkatkan kewaspadaan seluruh elemen untuk menanggulangi kebakaran lahan dan asap. ”Kami akan bentuk posko tanggap darurat dan akan minta bantuan pusat melalui provinsi,” katanya.
Hujan yang terjadi beberapa waktu lalu, memang sempat mengurangi asap dan meredakan tingkat kebakaran lahan. Namun, berdasarkan berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara H Asan Sampit, musim kekeringan masih terus berlangsung. Hujan baru akan turun kembali pada 18-19 September ini. (oes/ign)
