SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Selasa, 28 Maret 2017 09:31
Sambut Nyepi, Ogoh-Ogoh Diarak
OGOH-OGOH: Salah satu ogoh-ogoh dalam menyambut Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1939) di sekitar kawasan Bundaran Besar Palangka Raya, Senin (27/3).(DODI/RADAR PALANGKA)

PALANGKA RAYA – Umat Hindu dan Hindu Kaharingan Palangka Raya melaksanakan upacara Mapas Lewu atau Tawur Kesanga dan pawai Ogoh-Ogoh berbagai rupa dalam menyambut Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1939) di sekitar kawasan Bundaran Besar Palangka Raya, Senin (27/3).

Rutenya dari Pura, Jalan Kini Balu, menuju Bundaran Besar, kemudian ke Jalan Yos Sudarso, lalu Jalan Rinjani dan balik lagi ke pura. Terlihat beberapa ogoh-ogoh yang disiapkan dalam ritual keagaamaan tersebut. Ratusan orang pun terlihat antusias menyaksikan pergelaran tersebut.

Ketua Parisada Hindu Dharma Kalteng, I Nyoman Sudyana menerangkan hakekatnya Nyepi merupakan kegiatan dalam rangkaian upacara menjelang datangnya tahun baru saka bagi umat Hindu.

“Dalam rangkaian itu umat memerlukan suasana hening, sepi dan tenang untuk renungan, kilas balik, introspeksi terhadap kehidupan,” ungkapnya.

Kata dia, Nyepi digelar dengan melakukan empat disiplin kehidupan (Catur Brata Penyepian). Yakni mengendalikan amarah (Amati Geni), menghindari kegiatan fisik (Amati Karya), menghindari bepergian (Amati Lelungaan) dan tidak menikmati hiburan (Amati Lelanguan).

Nyoman menerangkan dengan keempat disiplin tersebut, sukma (diri sejati manusia) akan bisa fokus dalam keheningan untuk melaksanakan renungan atau introspeksi diri. Ini juga menjadi ciri khas pelaksanaan perayaan tahun baru bagi umat Hindu, bukan beramai-ramai namun menyepi.

Menurut dia, intisari Nyepi mengetahui kehidupan ditahun sudah lewat, setelah tahu kita harus bisa menbuat target kehidupan guna mencapai kualitas hidup sesuai ajaran Sarasamuccaya. Artinya diantara makluk hidup hanya kelahiran manusialah dapat melaksankan perbuatan baik dan buruk.

“Rangkaian Nyepi harus ada empat rangkaian menjadi satu keutuhan dalam prinsip utama Nyepi. Melasti atau Makiyis artinya prosesi spiritual keagamaan sebagai upaya penyucian alam semesta dari segala kotoran dan kejahatan. Yang berakibat dari perputaran karma dalam intrik, gejolak, nafsu dan berbagai sisi negatif kemanusiaan,” jelasnya.

Prinsip kedua, lanjut Nyoman, Tawur Kesanga. Artinya penyelasaran atau harmonisasi dari lima unsur alam dan diri manusia (Panca Maha Bhuta).

“Manusia akan dibantu dengan suasana kondusif untuk melakukan renungan. Biasa sehari sebelum Nyepi pada bulan mati atau Tilem Sasi Kesanga, tahun ini digelar pada Senin (27/3),”ucapnya.

Lalu, prinsip ketiga adalah Nyepi, artinya bagaikan kepompong yang mengisolasi diri dengan pembersihan diri dan lingkungan. Kegiatan utamanya adalah merupakan renungan, evaluasi atau introspeksi diri.

Terakhir adalah Ngembak Geni. Yakni merupakan tahapan akhir dari renungan yang jatuh sehari setelah Nyepi. Ngembak Geni ini dikomunikasikan kepada para pihak dengan jalan memohon maaf (simakrama) dilandasi rasa tulus ikhlas.

“Dengan seluruh proses itu, maka harus ada komitmen untuk menjalani tahun baru dengan semangat baru. Dengan berbagai resolusi kehidupan lebih baik lagi,” imbuhnya.

Nyoman menambahkan untuk ogoh-ogoh adalah kreasi budaya untuk anak muda Hindu. Yang bila dikaitkan dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi, maka bisa dikatakan sebagai lambang pada buta kala, yakni roh-roh jahat.

"Jadi ini sebagai simbol saja. Supaya bisa memberikan ketenangan, kebahagiaan untuk melaksanakan Nyepi. Ada energi negatif menjadi positif agar memberikan kedamaian. Intinya Nyepi menjadi bahan renungan, kilas balik, evaluasi maupun intropeksi diri,” pungkasnya. (daq/vin)

 


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers