PALANGKA RAYA – Kecewa atas penutupan ratusan galian C lokasi tambang pasir di seluruh Kota Palangka ratusan sopir truk pasir sambil membawa puluhan truk melakukan aksi massa. Penutupan galian C ini dinilai membuat pengangguran dan menambah kesulitan ekonomi. 

Ratusan sopir truk ini berkumpul di Stadion Tuah Pahoe, Kamis (13/4) dan mendatangi kantor Gubernur Kalteng.

Tuntutan mereka hanya satu, meminta pihak pemerintah daerah membuka kembali galian C. Yakni agar para sopir bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala. Bila tuntutan itu tidak dipenuhi aksi besar-besaran direncanakan kembali dilakukan.

Mereka juga mengancam akan mengikutsertakan istri, anak,menantu, keluarga hingga orangtua untuk meyerbu kantor gubernur. Bahkan mogok makan dan sepakat tidak ada truk mengangkut pasir maupun bahan bangunan lain di seluruh Kota Palangka Raya.

Koordinator aksi, Haryono mengatakan aksi ini akan terus berlanjut sebagai bentuk kekecewaan para sopir  atas penutupan galian C. Hingga berakibat mereka tidak memiliki penghasilan, menjadi pengangguran dan jangan sampai berujung pada melakukan tindak pidana akibat dari penutupan itu. “Aksi ini dari hati kami, karena galian C,”ungkapnya.

Pria berambut gondrong ini menyebut sudah 12 hari ini seluruh galian C tutup tanpa alasan. Dari kawasan Kalampangan hingga menuju Kabupaten Katingan. “Kami minta galian C dibuka, biar bisa kerja. Karena 12 hari tutup, bila tidak diindahkan kami akan melakukan aksi lebih besar,” tegas Haryono.

Dia menambahkan berbagai upaya telah dilakukan oleh para sopir dan pemilik lahan, berupa permintaan izin tetapi tidak pernah ada terwujud karena memerlukan dana besar dan sulit administrasi.

“Kami siap mengikuti aturan pemerintah, jangan sampai kami jadi maling. Usaha sudah tetapi tidak ada hasil untuk berizin,” ucapnya.

Haryono mengungkapkan bilamana seluruh sopir ikut serta maka bisa tercatat kurang lebih 1.200 sopir.

“Kami berharap secepatnya ada solusi dari kegiatan ini. Pokoknya tuntutan harus dilanjutkan. Paling lambat tiga hari sudah ada solusi,” ucapnya mengancam.

Ia berucap efek dari penutupan itu banyak, tukang menjadi pengangguran,istri marah-marah, dompet tipis dan keperluan sehari-hari menjadi tersendat. Termasuk modal untuk menikah menjadi sulit karena tidak ada angkutan sebab kebijakan tersebut. ”Jadi kami berharap tolong bisa dicarikan solusinya,” pungkas Haryono.

Menanggapi hal itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan memahami keluhan para sopir atas penutupan galian C di Kalteng. Ia pun akan terus berusaha untuk mencarikan solusi terbaik baik bagi masyarakat maupun lingkungan.

“Saya paham ini semua dilakukan untuk kita semua, maka itu akan dicarikan solusi terbaik,”ungkapnya saat menemui para pendemo.

Sugianto menerangkan langkah itu diambil sebagai wujud nyata pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan tidak ada lagi warga atau masyarakat melakukan penggalian ilegal dan merusak lingkungan sekitar.

“Ini akan dikoordinasikan dengan intansi terkait, pemerintah pasti menguatamakn masyarakat etapi tidak pula melupakan lingkungan,” tegas Sugianto.  

Pantauan Radar Palangka, puluhan truk bertuliskan "tolong peka terhadap masalah rakyat kecil dan berikan payung hukum untuk kami dalam pembangunan daerah ini". Mereka juga langsung bertatap muka dengan gubernur. Aksi ini dijaga ketat personil Polres Palangka Raya. Tidak ada keributan setelah mendapat penjelasan dari gubernur para sopir membubarkan diri dan menunggu janji dari gubernur.(daq/vin)