KUALA KURUN – Kondisi gereja yang terletak di Kelurahan Tumbang Napoi, Kecamatan Miri Manasa sudah tidak memungkinkan untuk diperluas karena di tengah permukiman. Di sisi lain, jumlah jemaat semakin bertambah, sehingga disepakati akan dibangun gereja baru di lokasi berbeda, sekitar tiga kilometer dari permukiman warga.
”Kita sudah melihat lahan untuk pembangunan gereja tersebut dan sudah siap. Atas keinginan jemaat dan masyarakat di sana, bangunan gereja ini direncanakan akan ada ciri khas budaya Dayak,” kata Wakil Bupati Gumas Rony Karlos, Kamis (20/4).
Sejauh ini, kata Rony, progresnya masih tahap perencanaan desain bangunan gereja. Dari panitia pembangunan juga membentuk tim khusus dan meminta bantuan kepada Pemkab Gunung Mas (Gumas) untuk mendesain bangunan gereja tersebut.
”Mereka (panitia, Red) ingin pemkab bisa membantu mendesain bangunan gereja yang desainnya jangan jauh-jauh dari budaya kita. Keinginan masyarakat yang demikian sangat kita apresiasi,” kata Rony yang juga menjabat Ketua Perwakilan Majelis Sinode GKEwilayah Kabupaten Gumas.
Selain harus ada ciri khas budaya Dayak, Rony menyarankan agar dalam pembangunannya juga didesain menjadi gereja hijau. Artinya, pohon dan tanaman yang ada di sekitar gereja, tidak semua perlu ditebang. Sebagian dibiarkan tumbuh untuk membuat suasana sejuk di sekitar gereja.
”Pohon dan tumbuhan yang ada di sekitar lokasi gereja yang baru ini tidak perlu semuanya ditebang, tetapi ada titik tertentu baik itu bagian belakang, depan dan samping dibiarkan hidup untuk memberikan kesejukan disekitar gereja,” ujarnya.
Untuk dana pembangunan gereja, tambah Rony, merupakan hasil swadaya jemaat gereja dan masyarakat sekitar, ditambah dana hibah dari Pemkab Gumas. ”Kita harapkan dengan adanya bangunan gereja yang baru, akan menampung jemaat gereja yang semakin bertambah,” pungkasnya. (arm/ign)