KASONGAN – Sedikitnya tiga rumah di Desa Tumbang Kaman, Kecamatan Sanaman Mantikei, ludes menjadi arang, Kamis (11/5). Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa siang bolong itu. Namun kerugian materil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Hingga kini, aparat kepolisian masih mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dengan garis polisi untuk menyelidiki asal mula dan pemicu lahirnya si jago merah.
Kapolsek Sanaman Mantikei dan Petak Malai, Ipda Adhi Heriyanto menuturkan, musibah kebakaran yang menghanguskan tiga rumah di wilayah hukumnya tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.
”Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 300 juta. Sampai saat ini belum diketahui penyebab kebakaran itu," jelasnya, Kamis (11/5) sore.
Ketiga rumah berpenghuni tersebut di antaranya milik korban Saludin alias Salud (40). Kemudian milik korban Erik (29), dan Jaini alias Bapak Anggun (50).
”Semua rumah yang menjadi korban dalam musibah ini seluruhnya terbuat dari material kayu. Sebenarnya warga sekitar sudah mengupayakan pemadaman secara sederhana. Akibat kuatnya kobaran api, upaya warga itu tak membuahkan hasil," imbuhnya.
Menurut keterangan korban Erik, kobaran api diketahui berasal dari ruang tengah rumahnya Saludin alias Salud. Namun, pada musibah itu yang bersangkutan dan anggota keluarganya yang lain sedang berada di kebun. Sedangkan, orang terakhir yang diketahui berada di rumah itu yakni anaknya, Antul (16).
”Rumah Saludin diketahui menggunakan alat masak jenis kompor gas dan tungku perapian. Kemudian sering menggunakan anti nyamuk bakar saat malam hari," katanya.
Potensi korsleting, ungkapnya, belum dapat dijadikan patokan penyebab kebakaran tersebut. Pasalnya, seisi desa itu mendapat giliran pemadaman listrik mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
”Untuk itu kami masih memintai keterangan saudari Antul di Polsek Sanaman Mantikei dan Petak Malai," pungkasnya. (agg/dwi)