SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Sabtu, 03 Juni 2017 00:12
GEGER!!! Aniaya Pembalap Nasional, Oknum TNI AU sempat Mengancam Keluarga Korban
Ilustrasi. (net)

PANGKALAN BUN – Gian Carlo Fiesta (18) yang dikenal sebagai pembalap grasstrak tingkat nasional, diduga menjadi korban penganiayaan oknum TNI AU. Dia bersama ayahnya, Freddy (52), dipukul hingga terjatuh. Gian Carlo sempat masuk parit saking kerasnya pukulan yang diterima.

Peristiwa itu terjadi Rabu (31/5) lalu, sekitar pukul 18.30 WIB, di depan SMPN 7 Arsel. Freddy yang juga Ketua Korwil Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kobar mengungkapkan, setelah latihan grasstrak di Pangkalan Lada, dia bersama Gian dan temannya pulang ke arah Desa Pasir Panjang mengendarai mobil.

Setibanya di Jalan Iskandar, sekitar Kompi Antang, secara bersamaan ada mobil berwarna merah di depan mobil mereka. ”Awalnya tidak ada masalah. Saat kita mau salip, justru mobil itu tidak mengasih jalan," ujar Freddy, Jumat (2/6).

Saat hendak menyalip, lanjut Freddy, mobil itu seolah tidak memberi jalan. ”Sampai di Bundaran Pancasila, saya coba ambil ke kanan untuk menyalip, tapi dihalangi lagi. Justru tepat di bundaran, mobil saya langsung dihadang. Teman saya di dalam mobil bilang itu anggota dan minta tak ditanggapi. Kemudian saya terus saja menuju ke rumah," ujar Freddy. 

Ternyata, oknum TNI AU itu terus membuntuti Freddy. Ketika dia berhenti di depan SMPN 7 Arsel dan berniat menurunkan temannya, mobil yang dinaiki oknum TNI AU itu juga berhenti.

”Saat saya turun dari mobil untuk mengantar teman pulang, mobil itu juga ikut berhenti dan dua orang dengan rambut cepak sambil memegang handy talky, langsung menghampiri saya dan memaki maki saya. Sempat bicara di HT memerintahkan anggotanya menuju TKP karena ada tawuran," ungkapnya.

Saat itulah, lanjut Freddy, terjadi saling dorong. Saat dia akan dipukul oknum TNI AU tersebut, Gian Carlo mencoba melerai. Namun, justru anaknya menjadi korban pertama.

”Anak saya dipukul mukanya hingga terjatuh ke parit, baru setelah itu saya dipukul pipi kiri hingga penglihatan saya sempat gelap," ujarnya.

Tak berselang lama, Komandan Lanud Iskandar Pangkalan Bun Letkol Pnb Ucok Enrico Hutadjulu tiba di lokasi dan memerintahkan anak buahnya kembali ke markas. ”Saat itu komandannya sendiri yang sempat membantu saya berdiri, tapi karena gelap saya tidak tahu kalau itu Danlanud," ujarnya.

Usai kejadian, Freddy bersama Gian langsung menuju ke Polsek Arsel untuk melaporkam penganiayaan tersebut. Setelah menerima laporan, Freddy menuju POM AU untuk melapor. Namun, bukan laporan yang diterima. Dia merasa POM AU menyudutkannya, seolah dia yang salah. Karena itu dia mengurungkan niatnya melaporkan kejadian tersebut.

Dia melanjutkan, oknum TNI AU berpangkat Mayor tersebut justru mengintimidasi dan mengancam keluarga Freddy yang menunggu di luar kantor POM AU.

Sementara itu, Komandan Lanud Iskandar Pangkalan Bun Letkol Pnb Ucok Enrico Hutadjulu membenarkan penganiayaan tersebut. Masalah itu sudah dimediasi secara kekeluargaan. Dia mengakui kesalahan anak buahnya dan berjanji akan memberikan sanksi sesuai kesalahannya.

”Ini coba saya mediasi. Oknum tersebut juga pasti kita tindak. Nanti kita gelar konferensi pers," pungkasnya. (jok/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers