SAMPIT – Bakal calon bupati Kotim Suprianti Rambat terus bergerilya mencari perahu politik. Dia kembali mendaftarkan diri di DPD Partai Golkar. Berbeda dengan pendaftaran sebelumnya, pengusaha properti ini unjuk kekuatan dukungan dengan memboyong massa dengan jumlah cukup banyak.
Sejauh ini perempuan yang biasa dikenal dengan nama Bu Rambat ini masih fokus mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik. Dia tercatat telah mendaftar ke Partai Gerindra, NasDem, dan Golkar. ”Selanjutnya akan mendaftar di PAN, Demokrat, dan PKB,” kata Suprianti.
Suprianti Rambat menuturkan, keinginannya maju dalam Pilkada Kotim karena melihat ekonomi masyarakat yang masih di bawah standar. Dia merasa terpanggil untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang belakangan ini dinilai cenderung terabaikan.
Dia mengaku mengetahui perekonomian masyarakat yang masih belum baik itu dari usaha properti yang dia jalankan selama ini. Masih banyak masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga jika dirinya dipercaya menjadi pemimpin Kotim, akan berupaya maksimal mengangkat ekonomi masyarakat.
Mengenai calon wakilnya, Suprianti masih menimbang sejumlah nama. Selain itu, dia juga masih menunggu hasil survei sosok yang akan mendampinginya nanti. Suprianti menegaskan, calon wakilnya tak terbatas pada putra daerah atau tidak. Terpenting sosok yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi.
”Saya masih menunggu hasil survei, melihat elektabilitas siapa yang tertinggi. Kemungkinan akhir November atau awal Desember diketahui,” katanya.
Meski demikian, Suprianti Rambat tidak menyangkal sejauh ini dia sudah melakukan komunikasi politik terhadap sejumlah bakal calon yang akan berkompetisi di Kotim.
Selain Suprianti Rambat, Iwan Setia Putra yang juga berniat maju dalam Pilkada Kotim terus bergerilya. Dia bersama dengan Suprianti Rambat mendaftarkan diri ke Golkar. Bahkan, kader PKB itu mengaku sudah melakukan komunikasi politik dengan bakal calon lain.
”Hampir dengan semua bakal calon sudah ada komunikasi politik," kata Iwan.
Wakil Ketua DPC PKB Kotim tersebut menuturkan, sejauh ini sudah mendaftar di Partai NasDem dan Golkar. Dia berharap PKB, Golkar, dan partai lainnya bisa berkoalisi mengusungnya sebagai calon wakil bupati. ”Kami akan ikuti mekanisme partai. Tentu setiap partai ada kader yang akan mereka usung. Nah, ini terus kami komunikasikan,” tegasnya.
Iwan mengaku maju di Pilkada Kotim karena termotivasi ingin memajukan daerah. Apalagi dia sudah lama tinggal Bumi Habaring Hurung dan tahu persis kondisi daerah ini. ”Yang jelas kami akan membawa daerah lebih baik lagi," tandasnya.
Biaya
Sementara itu, biaya pelaksanaan Pilkada Kotim ditetapkan sebesar Rp 35.350.000.000 dalam APBD Perubahan 2019 dan APBD 2020 untuk KPU Kotim. Dana hibah untuk Bawaslu Kotim pada Perubahan APBD 2019 sebesar Rp 278 juta dan pada RAPBD 2020 Rp 9.278.000.000, sehingga total keseluruhan yang dialokasikan ke Bawaslu Kotim sebesar Rp 9,5 Miliar.
Kemudian, total anggaran untuk Pilkada Kotim 2020 sebesar Rp 45.780.000.000, termasuk biaya pengamanan untuk Polres Kotim , Kodim 1015, Detasemen Polisi Militer, dan beberapa SOPD yang terlibat Pilkada 2020.
Ketua KPU Kotim Siti Fathonah Purnaningsih mengatakan, puluhan miliar biaya untuk penyelenggaraan pilkada merupakan hal wajar. Semua rincian biaya untuk penyelenggaraan Pilkada 2020 sudah sesuai standar dari KPU RI.
”Kalau dengan biaya segitu untuk keperluan penyelenggaraan wajar saja, karena KPU memerlukan persiapan seperti belanja ATK, perlengkapan TPS, surat suara, dan lain-lain. Semua dirincikan dan sudah sesuai standar biaya yang ditentukan KPU RI,” kata Siti Fathonah Purnaningsih. (ang/hgn/ign)
