PANGKALAN BUN - Seekor Penyu Sisik (eretmochelys imbracata) langka tanpa sengaja tersangkut pukat nelayan yang sedang mencari ikan di perairan Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Selasa (12/11).
Sempat disimpan semalam, akhirnya diserahkan ke Komunitas Pecinta Reptil (Koper). Penyerahan itu diduga setelah sang nelayan menyadari bahwa penyu tersebut merupakan satwa langka dan dilindungi.
Penyu sisik dengan panjang kerapasnya mencapai 57 centimeter dan lebar 46 centimeter tersebut diamankan oleh anggota pecinta reptil yang kemudian berkoordinasi dengan BKSDA SKW II Pangkalan Bun untuk dirilis ke laut lepas.
Menurut anggota Komunitas Pecinta Reptil (Koper) Kumai, Heru, penyu sisik tersebut diserahkan salah seorang nelayan Kumai untuk dilepaskan ke laut. Penyu tersebut tanpa sengaja masuk dalam pukat saat mencari ikan.
“Karena ketidaktahuan nelayan tersebut, sehingga saat penyu yang langka tersebut masuk ke pukatnya ia membawanya pulang, beruntung penyu tersebut tidak dibunuh,” ujarnya.
Akhirnya penyu tersebut diserahkan ke tim rescue BKSDA SKW II Pangkalan Bun, Rabu 13 November 2019, pukul 15.30 WIB. Penyu tersebut sementara ini diamankan di kantor BKSDA.
Dengan kejadian itu ia berharap kepada para nelayan apabila alat pencari ikan mereka terdapat satwa seperti penyu, agar segera dilepaskan, karena saat ini penyu sisik keberadaannya sudah semakin langka.
“Kita harap para nelayan mendapat sosialisasi lagi dari instansi terkait, kalau mereka paham jenis satwa yang dilindungi dan konsekwensi hukumnya tentu mereka akan segera melepasnya, atau mungkin justru mereka ikut melestarikan penyu - penyu tersebut,” harapnya.
Untuk diketahui berdasarkan rilis dari Resor TWA Tanjung Keluang, hanya ada sekitar 8 penyu yang mendarat di Tanjung Keluang untuk bertelur, dan pada tahun 2019 ini terjadi penurunan jumlah penyu sisik yang mendarat yaitu hanya 4 ekor penyu sisik. (tyo/sla).