SAMPIT – Pernyataan Bupati Kotim Supian Hadi terkait dukungannya pada calon kepala daerah yang berdomisili di Kotim tak dipermasalahkan kubu bakal calon bupati Kotim Ferry Khaidir. Sebaliknya, pernyataan itu dinilai sebuah tantangan untuk membuktikan bahwa Ferry mampu membawa perubahan untuk Kotim apabila terpilih.
”Tidak masalah. Kami melihatnya secara positif. Beliau (Supian Hadi, Red) punya hak politik untuk memilih. Begitu juga dengan kami, punya hak politik untuk dipilih,” kata Dudun, Ketua Tim Pemenangan Ferry Khaidir, Selasa (7/1).
Sebelumnya, dalam rapat akhir tahun Pemkab Kotim, Supian dengan tegas menyatakan menolak mengarahkan dukungannya kepada bakal calon bupati dan wakil bupati yang berasal dari luar Kotim. Meski tak menyebutkan sosok yang dimaksud, banyak pihak menilai orang yang tak akan didukung Supian adalah Ferry Khaidir.
Ferry merupakan putra Bupati Seruyan Yulhaidir. Dia terpilih sebagai anggota DPRD Kalteng pada Pilkada 2019 lalu. Gerilya politiknya menggalang dukungan di Kotim juga cukup massif. Dia terus bergerak melakukan sosialisasi.
Dudun menegaskan, meski pengaruh Supian masih cukup besar, pihaknya tak akan gentar dan terus melakukan sosialisasi. Di sisi lain, pihaknya juga tak pernah meminta dukungan Bupati Kotim dua periode itu.
Menurutnya, dalam undang-undang pemilu, tak ada aturan yang bisa menjegal pencalonan Ferry, sehingga langkah politik tersebut tak perlu dipersoalkan. ”Kecuali undang-undangnya melarang dia (Ferry) mencalon di Kotim. Selama bisa, kenapa dipersoalkan?” tegas Dudun.
Lebih lanjut Dudun mengatakan, meski ayahnya Bupati Seruyan, Ferry sejatinya merupakan warga Kotim, bahkan berdomisili di Kota Sampit dan keluarga besarnya menyebar hingga pelosok Kotim. ”Kalau mengatakan dia (Ferry, Red) bukan orang Kotim itu terlalu naïf,” jelasnya.
Ferry merupakan salah satu figur yang memiliki kans besar untuk meraih rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan. Ayahnya, Yulhaidir, merupakan kader militan PDIP di Kalteng. Di internal PDIP, kabarnya Ferry bersaing ketat dengan Halikinnor memperebutkan rekomendasi.
Dudun menuturkan, dalam pesta demokrasi, dukungan petahana kepada calon tertentu merupakan hal wajar. Akan tetapi, yang perlu diketahui, sudah menjadi hak setiap warga negara Indonesia untuk ikut dalam pesta demokrasi.
”Kami hanya ingin memberikan pilihan baru untuk masyarakat Kotim. Yang jelas kami serahkan semuanya kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Dudun, berdasarkan perjalanannya mengunjungi sejumlah pelosok di Kotim, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, salah satunya masalah infrastruktur jalan yang masih sulit, sehingga akan menjadi prioritas Ferry untuk mewujudkan pembangunan yang merata.
Di sisi lain, secara historis, Seruyan dan Kotim satu rumpun. Ferry dinilai sangat mengetahui seluk-beluk Kotim, sehingga langkahnya maju dalam Pilkada Kotim diyakini akan membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat.
”Kami sudah siapkan rencana ke depan untuk Kotim yang lebih maju lagi," ujarnya. (ang/ign)