SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 14 Januari 2020 16:00
Wah Bahaya Ini..!!! Pilkada Kotim sudah Diwarnai Intimidasi dengan Isu SARA
ILUSTRASI.(RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Persaingan tak sehat disinyalir mewarnai perhelatan pesta demokrasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Diduga ada kelompok tertentu yang bermain kasar dengan melakukan intimidasi terhadap salah satu bakal calon. Kelompok itu hanya menawarkan dua pilihan, bergabung atau mengundurkan diri dari  bursa pencalonan.

”Sudah ada mulai. Ada bakal calon yang berusaha dijatuhkan mentalnya. Dan itu benar,” kata bakal calon bupati Kotim Muhammad Arsyad.

Menurut Arsyad, kelompok itu bukan orang biasa. Di dalamnya ada sejumlah politikus ternama hingga orang-orang ”besar”. Parahnya, mereka menyeret isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Bakal calon tersebut dinilai tidak bisa mencalonkan diri karena terbentur SARA.

”Ini tidak main-main. Sudah menyeret ke ranah suku dan membawa-bawa nama sebuah kelompok,” ungkap Arsyad. Arsyad menuturkan, hal itu sama saja dengan menutup hak orang lain untuk maju mencalonkan diri. ”Ini kan demokrasi. Selama dia bisa maju, kenapa tidak? Sekarang, tinggal masyarakat memilihnya atau tidak,” tegas Arsyad, tanpa menyebut bakal calon yang diintimidasi itu.

Upaya itu, kata Arsyad, sama saja jadi sebuah provokasi untuk membenturkan pendatang dengan warga lokal. Alih-alih bertujuan memenangkan dan mengambil tampuk kekuasan di Kotim, hal itu justru jadi bara konflik di kemudian hari.

”Jangan membenturkan pendatang dan warga asli untuk kepentingan kekuasaan. Yang jadi korban nantinya masyarakat kalau dibentur-benturkan seperti ini. Kalau bagi bakal calon itu tidak masalah,” kata politikus Partai Golkar Kotim itu.

Arsyad mengaku tahu betul dengan hal itu. Termasuk kelompok yang melakukan intervensi politik dan kepada siapa saja dilakukan. Hal demikian tidak bisa dibiarkan, karena akan mengganggu kondusifitas daerah.

”Dan intimidasi politik itu ternyata disampaikan secara langsung kepada yang bersangkutan. Mereka hanya memberikan dua pilihan, bergabung ke kelompok mereka atau mundur dari bursa pencalonan,” tuturnya.

Apabila nantinya keputusan di luar dua pilihan itu, ujar Arsyad, ketika bakal calon tersebut memenangi konstelasi, jabatannya akan terus digoyang. Bahkan, terancam tidak akan dilantik.

”Kalau tidak bergabung dan nantinya menjabat, maka jabatannya sepanjang masa akan diganggu. Itu risiko yang disampaikan ke bakal calon,” ungkapnya.

Arsyad menegaskan, mental dan perilaku politikus semacam itu sudah tidak baik. Dia menyebut sebagai politikus pecundang. Arsyad mengajak semua kontestan bersaing secara sehat dan bermartabat.

”Ayo, tampilkan kemampuan dan kelebihan masing-masing! Jangan belum apa-apa sudah diintimidasi segala macam,” kata Arsyad. (ang/hgn/ign)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers