SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 20 Maret 2020 16:24
Wah Gawat!!! Corona Mewabah, Tapi Pergerakan Warga Sulit Dikendalikan

Ribuan Orang Berpotensi Membawa Virus Korona

Penyemprotan yang dilakukan

SAMPIT – Pergerakan warga terkait pencegahan infeksi virus korona tipe baru sulit dikendalikan. Masih banyak warga yang melakukan perjalanan ke wilayah terjangkit, seperti Jakarta dan beberapa wilayah di Pulau Jawa lainnya. Kondisi demikian bisa jadi bom waktu penyebaran pandemi tersebut di Kalimantan Tengah.

Berdasarkan pantauan Radar Sampit di dua bandar udara di Kalteng, Sampit dan Pangkalan Bun, meski penerbangan mengalami penurunan, warga bebas bepergian ke wilayah terjangkit, terutama Jakarta. Pihak bandara berusaha ketat mencegah penyebaran virus itu agar pembawa pandemi tak masuk wilayah Kalteng.

Di Bandara Iskandar Pangkalan Bun, jumlah penumpang berangkat dan turun yang sebelumnya bisa mencapai 1.500 orang per hari, turun sekitar 20 persen atau sekitar 300 penumpang setelah penetapan status siaga darurat virus korona.

Mengacu data itu, dalam masa-masa kritis penyebaran virus korona, tiap hari ada sekitar 1.200 penumpang yang berangkat dan turun di bandara tersebut. Ribuan orang itu berpotensi terinfeksi virus korona di wilayah terjangkit, terutama Jakarta yang jumlah pasien positif Covid-19 terus membengkak.

Situasi serupa juga terjadi di Bandara Haji Asan Sampit. Kepala Bandara Haji Asan Sampit Havandi Gusli melalui Kepala Seksi Pelayanan di Bandara Yogi Suradiningrat mengatakan tren jumlah penumpang terpantau normal, terutama untuk rute Sampit-Jakarta dan sebaliknya, meskipun di hari tertentu ada maskapai yang mengalami kendala penundaan keberangkatan.

Dia mengungkapkan, pada Februari 2020 lalu, total penumpang Jakarta-Sampit dan sebaliknya untuk kedatangan sebanyak 1.169 orang dan penumpang berangkat sebanyak 1.069 orang. Selanjutnya, pada 1-19 Maret 2020, total penumpang yang datang sebanyak 1.514 orang dan penumpang berangkat 1.305 orang.

”Dari tren penumpang Maret ini, memang ada sedikit kenaikan dari bulan sebelumnya dengan rata-rata penumpang di kisaran 30-120 penumpang per hari datang dan berangkat,” ujarnya.

Meski demikian, lanjutnya, wabah Covid-19 tetap berdampak pada jumlah penumpang. Pada 9 dan 19 Maret, tidak ada maskapai yang berangkat ke Jakarta. Kemudian, tanggal 17 tidak ada penumpang dari Jakarta yang datang ke Sampit.

Lebih lanjut Yogi mengatakan, upaya pencegahan wabah virus korona diperketat setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya WNI yang positif terinfeksi korona. Pihaknya menyediakan cairan antiseptik hampir di seluruh ruangan, penyemprotan disinfektan rutin, mewajibkan petugas avsec bandara menggunakan perlengkapan keamanan, seperti sarung tangan, masker, serta membatasi garis antrean yang tadinya merapat, kini berjarak.

”Setiap penumpang yang datang dan berangkat dilakukan pemeriksaan oleh petugas KKP menggunakan alat pengukur suhu tubuh. Apabila suhu tubuhnya di atas 37 derajat celcius, dianjurkan tidak berangkat dan pihak KKP akan membawanya ke ruang isolasi sementara,” ujarnya.

Hingga kini, lanjutnya, belum ada penumpang yang terdeteksi terduga terpapar Covid-19. Meskipun pada beberapa pekan lalu, ada penumpang yang baru pulang melaksanakan umrah mengalami gejala tanda-tanda dan membawanya ke RSUD dr Murjani, namun saat dilakukan pemeriksaan hasilnya negatif.

Belajar dari kasus positif Covid-19 di Samarinda, Kalimantan Timur, pasien tersebut tertular virus korona tipe baru saat berada di Bogor. Dia lalu melakukan perjalanan ke Jakarta sebelum kembali ke Kaltim. Di Kaltim, pasien tersebut lolos pemeriksaan bandara dan sempat jalan-jalan ke Kota Bontang.

Masih banyaknya warga yang bepergian ke wilayah terjangkit disesalkan anggota DPRD Kalteng Sinar Kemala. Bahkan, hal tersebut dilakukan pejabat yang harusnya memberikan contoh pada rakyat agar menahan diri pergi ke wilayah terjangkit apabila tak ada urusan sangat mendesak. Menurutnya, hal tersebut dilakukan oknum pejabat terkait urusan pemilihan kepala daerah.

”Kita akui masih ada demikian. Entah apa kepentingan mereka, mungkin lagi sibuk urusan rekomendasi bakal calon bupati dan wakil bupati,” ujar Sinar Kemala.

Sinar menegaskan, perilaku demikian akan jadi bencana apabila tak ada kesadaran untuk membatasi perjalanan ke luar daerah. Pasalnya, salah satu cara efektif meredam virus korona tak semakin meluas dan masuk Kalteng adalah dengan tak melakukan perjalanan ke wilayah terjangkit.

Semaksimal apa pun upaya pemerintah daerah mencegah wabah virus tersebut, akan percuma apabila lalu lintas ke wilayah terjangkit tak terkendali.

Meski demikian, dia meminta agar pemeriksaan penumpang dari Jakarta lebih diperketat lagi. Selain harus melewati pemeriksaan suhu tubuh, penyemprotan disinfektan juga perlu dilakukan. Bahkan, bila perlu dilakukan karantina. ”Ini demi masyarakat Kotim,” kata legislator dari dapil Kotim-Seruyan tersebut.

Masih tingginya angka bepergian ke wilayah terjangkit disebabkan tak adanya kebijakan lockdown oleh pemerintah. Hal tersebut membuat lalu lintas orang bepergian tak bisa dicegah. Apalagi di Kalteng belum ditemukan kasus positif Covid-19. Pemerintah daerah hanya bisa mengimbau warga agar menunda perjalanan ke wilayah terjangkit. Namun, hal itu diabaikan sebagian warga.

 

Pengecekan Massal

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalteng memastikan Pemprov Kalteng akan menindaklanjuti instruksi Presiden RI Joko Widodo perihal pengecekan missal terhadap warga. Hal tersebut sebagai langkah dini pengecekan pasien yang kemungkinan terpapar Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Leonard S Ampung mengatakan, dalam pelaksanaan rapat terbatas beberapa waktu lalu, pihaknya telah membahas tindak lanjut instruksi tersebut. Tentunya pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada di daerah, mulai dari mekanisme sampai pendanaan.

”Pasti akan kami lakukan instruksi itu, namun perlu tahapan. Yang kami petakan sekarang adalah berkenaan peralatan yang nantinya menunjang kegiatan,” katanya, Kamis (19/3).

Lebih lanjut dia menyebutkan, data per Kamis (19/3) jumlah Pasien Dengan Pengawasan (PDP) di Kalteng mencapai 22 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 70 orang. Dari 22 orang PDP tersebut, hasil negatif berjumlah 10 orang dan sisanya masih menunggu hasil laboratorium.

Berdasarkan data dari dua rumah sakit yang jadi rujukan penanganan Covid-19, RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Leo menuturkan, riwayat perjalanan PDP tercatat satu orang pernah melakukan kunjungan ke luar negeri dan enam orang bepergian ke daerah terjangkit di Indonesia.

”Kondisi PDP baik di RSUD Doris Sylvanus dan RSUD Sultan Imanudin masih distabilkan, karena saat ini ada tiga orang yang kondisi fisiknya kurang stabil,” katanya.

Leo menegaskan, pemerintah telah melakukan peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang masuk ke Kalteng. Hal itu sebagai bentuk pencegahan, terlebih telah ditemukannya kasus positif korona di dua provinsi tetangga, yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

”Jadi tidak hanya memantau pintu masuk udara dan laut, namun padatnya lalu lintas jalur darat diperhatikan. Terutama perbatasan dengan provinsi tetangga,” ucapnya.

Pemprov Kalteng melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan surat kepada kabupaten yang berbatasan langsung provinsi tetangga. Pengawasan di wilayah perbatasan dan wilayah pesisir Kalteng dianggap sangat perlu dilakukan, karena menjadi pintu masuk jalur darat dari daerah lain.

Tercatat ada sebelas titik perbatasan yang jadi prioritas, mulai dari Kudangan (Lamandau) sampai Lampeong, Barito Utara (selengkapnya lihat infografis. ”Pengawasan di perbatasan ini melibatkan sampai perangkat paling bawah, yakni bupati, kepala desa, lurah, camat, kapolsek, dan danramil setempat,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga menambah RSUD Muara Teweh dalam daftar rumah sakit rujukan PDP. Fasilitas kesehatan tersebut diperuntukkan terhadap penanganan masyarakat sakit yang memiliki gejala mirip Covid-19.

”Bupatinya sudah siap dari sisi peralatan dan pendanaan. Misalkan dananya tidak cukup, maka pemerintah provinsi siap membantu. Langkah ini tentu agar Covid-19 ini bisa dicegah dan tidak terpapar di Kalteng,” pungkasnya. (rin/hgn/ang/sho)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers