SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 22 Mei 2020 12:06
Masyarakat Berjubel di Pasar, Bupati : Jangan sampai Kami Bertindak Tegas!

Wacanakan Warga yang Masuk Kotim Wajib Bayar Rp 1 Juta

Sejumlah pasar dan pusat perbelanjaan di Sampit dipadati masyarakat yang berbelanja keperluan lebaran. Mereka seakan tak takut dengan potensi penularan Covid-19.(RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi kembali mengingatkan warga agar tetap perhatikan protokol kesehatan sebelum pemberlakuan status lebih ketat lagi diterapkan di Kotim, yakni pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Apabila status itu berlaku, tindakan lebih tegas bakal diambil untuk menertibkan warga.

”Saya sudah mengingatkan warga Kotim agar mengikuti imbauan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Jangan sampai PSBB diberlakukan," katanya.

Menurut Supian, masyarakat Kotim mulai melonggarkan upaya pencegahan Covid-19. Banyak yang tidak mematuhi anjuran pemerintah. Apalagi saat yang positif Covid-19 sisa empat orang beberapa waktu lalu. Masyarakat seolah merasa aman. Hal itu terlihat di pasar tempat kerumunan, hampir 60 persen warga Kotim tidak mematuhi anjuran pemerintah.

”Kawan di Pasar Kramat, Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Pasar Sejumput, mal, dan mungkin di daerah tempat perkumpulan lainnya, jangan sampai kami bertindak tegas, misalnya diberlakukan status lebih ketat lagi, yakni PSBB," katanya.

Dia mengajak masyarakat secara bersama menanggulangi agar penyebaran virus korona tak semakin luas. 

”Mari sebelum PSBB diberlakukan, secara bersama menanggulanginya agar penyebaran maupun penularan virus ini tidak meningkat, sehingga Kotim bisa normal kembali," ujarnya.

Supian menuturkan, upaya sosialisasi kepada warga perlu terus dilakukan. Termasuk sosialisasi sampai ke kawasan pasar atau lokasi lainnya yang terlihat ramai dikunjungi. 

”Perlu ada sosialisasi di lokasi tersebut. Tiga hari saya memantau, sebelum Lebaran biasanya saya cek harga, bahkan saya tidak berani cek harga sembako, kondisi pasar begitu ramai. Kalau bisa justru dihindari," tandasnya.

Sementara itu, pantauan Radar Sampit, sampai kemarin sebagian besar warga tak mematuhi protokol Covid-19. Sejumlah ruas jalan terlihat penumpukan arus lalu lintas. Sebagian warga juga tak mengenakan masker. 

Rapid Test

Sementara itu, Pemkab Kotim masih terus mencari solusi terbaik dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya berencana melakukan rapid test di daerah perbatasan pintu masuk Kotim. Biaya pembelian alat rapid test itu akandi tanggung secara pribadi.

Supian menuturkan, hal tersebut masih wacana dan akan diputuskan melalui rapat yang akan di gelar hari ini, Jumat (22/5).

”Kemungkinan besar akan melakukan rapid test di daerah perbatasan pintu masuk tiga penjuru, yakni Pelantaran Kecamatan Cempaga Hulu, Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit, dan di Simpang Sebabi Kecamatan Telawang," ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut ditujukan pada warga yang datang dan akan masuk ke Kotim, sehingga nantinya rapid test akan dilakukan di posko perbatasan. ”Bagi yang keluar Kotim silakan, tapi ketika masuk Kotim wajib rapid test dan biayanya mereka tanggung sendiri," sebutnya. 

Menurutnya, dengan membeli alat rapid test seharga hampir Rp 1 juta, membuat mereka akan berpikir ulang keluar dari Sampit. ”Ini menjadi wacana kami untuk mencegah penyebaran virus korona, sehingga dengan membeli alat rapid test mereka akan berpikir beberapa kali, kalau keluar itu pemborosan," jelasnya. 

”Silakan memaksakan diri masuk Kotim. Kalau tidak bisa beli alat rapid test akan kami minta balik arah," tambahnya. (yn/ign) 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers