SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 23 September 2020 11:56
Halikinnor-Irawati Janjikan Ekskavator untuk Kecamatan, Ingin Sekolahkan Anak Pedalaman

Lebih Dalam dengan Program Unggulan Kontestan Pilkada Kotim (1)

EMPAT PROGRAM: Pasangan bupati-wakil bupati Kotim Halikinnor-Irawati menitikberatkan empat program apabila terpilih nanti.

Pesta demokrasi tak bisa lepas dari janji. Janji manis berlapis program itu jadi andalan setiap kontestan untuk memenangkan kerasnya pertarungan. Radar Sampit akan mengulas program unggulan semua kandidat secara berkelanjutan mulai hari ini.

 YUNI PRATIWI, Sampit

Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kotim Halikinnor-Irawati tak hanya mengandalkan popularitas dalam menghadapi persaingan Pilkada Kotim. Mereka telah menyiapkan empat program unggulan yang akan dijalankan apabila pasangan ini terpilih. Program tersebut terkait lapangan kerja, infrastuktur, pendidikan, dan kesehatan.

”Secara umum, empat hal itu yang masih banyak kelemahan," ujar Halikinnor, Selasa (22/9).

Halikinnor menuturkan, terkait lapangan kerja, utamanya saat pandemi Covid-19, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan. Dia berencana jika terpilih akan melakukan pengadaan alat berat, yakni ekskavator berukuran besar dan kecil di setiap kecamatan untuk digunakan masyarakat untuk menggarap lahan. 

”Ekskavator itu untuk membantu masyarakat menggarap tanah. Bagi masyarakat yang tidak punya modal, nanti saya minta dinas pertanian untuk bantu bibit," ujarnya.

Bantuan ekskavator itu tentu saja diberikan dengan syarat. Menurut Halikin, masyarakat wajib membuat pakta integritas akan mengelola lahan tersebut dan tidak di jual. ”Itu cara yang saya pikir agar mereka bisa kerja," tuturnya.

Selain alat berat tersebut bisa digunakan masyarakat untuk berkebun agar tidak menganggur, lanjut Halikin, alat berat itu juga bisa digunakan untuk mengatasi jalan yang terputus akibat hujan, khususnya di wilayah utara.

”Untuk bahan bakar minyaknya bisa dibicarakan dengan penggunaan dana desa untuk membantu masyarakat," tambahnya.

Dirinya juga menyarankan agar masyarakat yang berkebun nantinya bisa memperhatikan komoditasnya dengan tanam jahe, jagung, atau palawija. Dengan demikian, panen bisa dilakukan secara rutin dan bisa menghidupkan keluarganya. 

Terkait infrastruktur, kata Halikin, masih ada jalan desa yang belum beraspal, khususnya di daerah utara dan selatan. Selain itu, masih ada gang yang belum beraspal, drainase belum lancar, penerangan jalan umum yang belum maksimal di kawasan perkotaan, serta beberapa permukiman kumuh yang perlu mendapat perhatian.

Terkait pendidikan, Halikin menambahkan, perlu ada peningkatan fasilitas, seperti bangunan sekolah dan perumahan guru. Selain itu, ke depan pihaknya juga akan menginventarisir penduduk desa yang berprestasi, namun tidak mampu. Mereka akan diupayakan dibantu pembiayaannya oleh pemerintah daerah. 

”Saya ingin nanti anak-anak desa daerah pedalaman disekolahkan oleh pemerintah. Nanti juga kerja sama dengan perusahaan untuk program CSR, supaya dalam menempatkan tenaga untuk kesehatan dan pendidikan tidak susah. Kalau orang desa ditugaskan di desa dia akan betah, sehingga kami ingin setiap daerah punya potensi sendiri," tuturnya.

Menurut Halikinnor, akan percuma apabila menyiapkan sarana dan prasarana, seperti bangunan yang bagus dan lengkap, tetapi tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk memanfaatkannya.

”Itu beberapa hal yang menurut saya masih banyak yang belum tersentuh. Itu yang jadi prioritas kami,” katanya.

Terkait sengketa lahan yang selalu terjadi di Kotim, Halikin mengatakan, pihaknya akan berupaya melakukan pengecekan plasma perusahaan. Sengketa itu sebagian besar disebabkan masyarakat tak merasakan manfaat dari operasional perusahaan di wilayah mereka.

”Hal yang dituntut masyarakat sekarang ini adalah bagaimana supaya bisa plasma, sementara plasma itu diatur dalam Permentan Tahun 2007. (Perkebunan yang mendapat izin) di bawah (tahun) itu, tidak ada kewajiban," ucapnya. 

Menurutnya, hal tersebut harus dibicarakan dulu dengan perusahaan. Meski tidak perlu ada lahannya, perusahaan bisa membagi keuntungannya dengan masyarakat sekitar. ”Dengan demikian, plasma atau apa pun itu namanya, masyarakat bisa menikmati. Ini yang saya katakan bagaimana untuk menyiasati supaya jangan sampai permasalahan lahan atau kesenjangan ekonomi di daerah tidak menjadi bom waktu dan bisa menjadi permasalahan secara horizontal," jelasnya. 

Halikin juga menegaskan komitmennya menjaga hutan dari ekspansi perkebunan. Dia berjanji tidak akan mengeluarkan izin untuk perkebunan, karena sudah tidak ada lahan. Lahan yang tersedia sekarang hanya lahan konservasi, sehingga akan dipertahankan agar lahan tersebut tetap ada.

”Jangan ada lagi mengeluarkan izin untuk perkebunan," tegasnya.

Meski demikian, lanjut Halikinnor, permohonan untuk penerbitan izin itu akan tetap ada. Pasalnya, letak geografis Kotim sangat strategis. Ada pelabuhan laut dan udara dan secara umum posisi Kotim berada di tengah-tengah. Karena itu, meski tidak diundang, investor pun akan datang.

”Tapi kami akan menjaga masyarakat yang sudah tidak punya lahan. Inilah yang menjadi pemikiran agar bagaimana mencoba teknologi. Sebab, Kotim punya potensi sumber daya alam (SDA)," katanya. 

”Kotim punya dinas pertanian, perikanan. Ini yang diberdayakan, sehingga masyarakat punya kerja, punya usaha. Ini yang ke depan akan kami kembangkan," tambahnya lagi. 

Lebih lanjut Halikin mengatakan, apabila dirinya dipilih bersama Irawati, tidak ada lagi pagu negatif untuk anggaran. Anggaran hanya untuk belanja rutin. Untuk anggaran belanja pembangunan, dirinya akan langsung turun membawa kepala dinas, DPRD dapilnya untuk langsung dibicarakan di tempat.

”Tidak ada lagi bicara musrenbang yang gagal, yang tidak berhasil. Saya tahu persis anggaran. Sampai detail pun saya tahu," kata pria yang sebelumnya menjabat Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah Kotim ini.

Halikinnor juga berjanji, apabila terpilih nanti, akan menyiapkan waktunya untuk masyarakat. Meski demikian, dia juga meminta masyarakat memahami kesibukannya. Dia tak ingin ada anggapan ketika dirinya dipilih, jadi sangat sulit ditemui dibanding ketika mencalonkan diri.

”Saya akan siapkan waktu minimal sekian jam. Kalau memang bisa diatur waktunya, akan tetap kami terima. Sepanjang saya ada, saya tidak pernah menolak. Siapa pun. Termasuk media. Saya begini saja orangnya. Jadi apa pun, saya tetap begini," tandasnya. (yn/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers