Karena api yang begitu cepat menyebar, dia hanya bisa menyelamatkan beberapa barang, seperti baju dan surat-surat penting. ”Baju itu pun yang kotor, yang sudah ada dalam keranjang, jadi tinggal diangkat saja. Kulkas dan dua televisi ludes bersama barang lainnya. Beruntung surat-surat penting berhasil diselamatkan, karena ada dalam koper tersendiri," tuturnya.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Dinas Pemadang Kebakaran Kabupaten Seruyan Nurhadian mengatakan, kebakaran tersebut diduga akibat korsleting listrik. Namun, pihaknya menyerahkan kepada pihak berwajib untuk mengungkap lebih detail penyebab kebakaran.
Dia menuturkan, bangunan yang terbuat dari kayu menyebabkan kebakaran lebih cepat meluas, sehingga perlu waktu tiga jam untuk menjinakkan api. Lokasi kebakaran yang dekat dengan Sungai Seruyan, memudahkan petugas melakukan pemadaman. ”Jadi tidak perlu bolak-balik lagi, namun ada juga lokasinya yang cukup jauh dari sumber air,” katanya.
Nurhadian menambahkan, pihaknya menurunkan tiga unit mobil pemadam, dibantu dua mesin apung dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Seruyan dan satu dari Polres Seruyan. Sebanyak 40 petugas pemadam dikerahkan untuk menggempur api, dibantu aparat TNI dan Polri.
Kapolres Seruyan AKBP Agung Tri Widiantoro melalui Kasat Reskrim Polres Seruyan Iptu Irfan M Nur Alireja mengatakan, pihaknya terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan terkait kejadian tersebut.
Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dari Surabaya dan Inafis diturunkan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pantauan Radar Sampit, sekitar pukul 08.00 api sudah padam sepenuhnya. Terlihat beberapa warga membersihkan puing rumah mereka untuk mencari beberapa barang yang mungkin masih tersisa. (hen/ald/ign)