SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 27 Oktober 2020 15:27
Menunggu Semalaman di Tengah Hujan, Ternyata Ayahnya Tewas Terseret Banjir
Sami Amekan warga Desa Santilik, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur yang ditemukan tak bernyawa setelah terseret banjir, Senin (26/10).(IST)

SAMPIT – Buliran air hujan yang turun menghujam Sabtu (25/10) malam, mengawali kisah memilukan Sami Amekan (29) dan anaknya Jovita Jolio Kollo (8). Sang ayah tewas secara tragis akibat terseret arus banjir. Anaknya yang ditinggal di tengah perkebunan kelapa sawit Desa Santilik, Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, menunggu semalaman di tengah hujan, tanpa tahu ayahnya telah dijemput kematian.

Informasi yang dihimpun, Sami Amekan bersama Jovita berniat pulang ke rumah mereka di mes karyawan Desa Mekar Jaya, Kecamatan Parenggean. Mereka baru saja berkunjung dari rumah kerabatnya di Kruing Estate, sekitar pukul 21.30 WIB.

Dalam perjalanan, hujan yang kian deras membuat jalan yang dilalui banjir dan berarus deras. Tak ingin celaka, Sami Amekan turun dari kuda besinya untuk mengecek jalan yang akan dilintasi. Dia meminta anaknya menunggu di sepeda motor sampai dia kembali.

Saat mengecek jalan itulah, Sami Amekan tiba-tiba terpeleset dan terjatuh. Tubuhnya langsung ”dilumat” derasnya arus banjir. Dia terseret dan lenyap dalam kegelapan malam tanpa diketahui sang anak.

Jovita yang saat itu menunggu di tengah hujan mulai gelisah karena ayahnya tak kunjung kembali. Dalam pekatnya malam dengan udara dingin yang menusuk tulang, bocah malang itu sesekali melangkahkan kakinya ke depan, sembari melihat tempat terakhir kali ayahnya berdiri.

Namun, langkah kakinya kembali mundur. Jovita menunggu sambil berharap ayahnya kembali. Penantiannya ternyata sangat panjang hingga hari mulai terang. Bocah malang itu ditemukan warga yang kebetulan melintas di sekitar kebun.

”Anak itu (Jovita Jolio Kollo, Red) ditemukan warga dalam kondisi basah kuyup. Ternyata dia sedang menunggu ayahnya,” kata Kapolsek Mentaya Hulu Iptu Roni Paslah, Senin (26/10).

Warga bernama Ahmad Watijan itu lalu membawa bocah tersebut ke camp afdeling 6. Ahmad melaporkan kejadian itu kepada pihak perusahaan agar segera dilakukan pencarian terhadap Sami Amekan di sekitar tempat bocah tersebut ditemukan.

”Setelah menerima laporan itu, pihak perusahaan langsung menurunkan beberapa karyawannya untuk membantu mencari keberadaan ayah anak malang tersebut,” ujar Roni.

Awalnya pencarian tersebut tak membuahkan hasil. Hingga akhirnya pihak perusahaan menemukan jasad pria mengapung di atas saluran air. Jenazah pria itu langsung diangkat dan dibawa ke darat. Saat diperiksa, ternyata identitas mayat tersebut merupakan Sami Amekan, ayah Jovita yang ditunggunya sampai semalaman.

”Jenazah itu ditemukan di blok G13 afdeling 5 PT IPK DSN, Desa Santilik. Saat itu, korban (Sami Amekan, Red) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi mengapung,” kata Roni.

Menurut Roni, Jovita diajak ayahnya berkunjung ke rumah kerabatnya. Saat akan pulang, jalan yang akan dilintasi di lokasi kejadian terendam banjir dengan arus cukup deras.

”Berdasarkan keterangan dokter, setelah dilakukan visum, di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Jasad korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga yang berduka,” tandasnya. (sir/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers