PALANGKA RAYA- Walikota Palangka Raya Fairid Naparin memastikan Ibu Kota Kalimantan Tengah memiliki berbagai lokasi wisata menarik dan sangat menjanjikan. Antara lain memiliki keunikan kondisi alam, flora maupun fauna, dan pemerintah kota semakin serius mengembangkan potensi tersebut.
Dikatakannya pula,komitmen pemerintah kota untuk membangkit perekonomian harus dijalankan, terlebih melalui pariwisata.Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan optimal. Seperti pelaku pariwisata wajib menyediakan tempat cuci tangan dan menerapkan protokol kesehatan lainnya. Sedangkan pengunjung tetap menggunakan masker dan mencuci tangan.
Pernyataan tersebut diutarakan Fairid, saat mengawali Pelatihan Manajemen Homestay, Pondok Wisata dan Pelatihan Pemandu Wisata Kuliner dan Belanja Kota Palangka Raya Tahun 2020. Kegiatan itu dihadiri juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah Guntur Talajan, bertempat di Ballroom Aquarius Hotel, Senin (2/11).
Fairid menekankan, sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya juga keanekaragaman seni budaya Dayak yang masih kental. Dirinya yakin pariwisata merupakan salah satu pilar penopang penggerak roda perekonomian sekaligus mampu mendorong kemajuan pembangunan kota. Sehingga melalui program pelatihan dalam meningkatkan kapasitas SDM pelaku pariwisata, kedepannya lebih baik dan ditingkatkan sebagai pendukung percepatan pembangunan pariwisata.
”Ingat Palangka Raya memiliki berbagai potensi. Jika dikemas dan digali sedemikian rupa dengan berbagai kreativitas dan inovasi, tentu bisa memiliki nilai jual yang tidak kalah dibanding dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Salah satunya wisata air hitam, yang hanya ada dua di dunia, yakni Kalteng (Indonesia) dan Brazil,” ujarnya.
Fairid juga menyebutkan jika hal itu dikelola secara lebih optimal, maka sektor pariwisata di Palangka Raya mampu mendorong pembangunan kota, sekaligus peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak pariwisata. Apalagi di tahun lalu , sektor tersebut menyumbang 29 persen PAD, sehingga ia memastikan salah satu prioritas pembangunan, selain sektor layanan publik adalah sektor pariwisata.
Namun lanjut Fairid, saat ini tidak bisa dipungkiri dampak pandemi Covid-19 sangat terasa dalam sektor pariwisata, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk bisa bangkit dan berkembang lagi. Atas hal tersebut diharapkannya, dengan langkah ini bisa menjadi program-program strategis dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19. Artinya dengan melaksanakan protokol kesehatan, tempat-tempat wisata bisa digelorakan kembali.
Ia menambahkan, ke depan dengan pelatihan tersebut, berbagai layanan prima, bersih, aman serta nyaman dan memiliki standar kompetensi bisa diberikan kepada wisatawan, sehingga pariwisata di Palangka Raya bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat lain. ”Maka itu saya ingatkan agar tetap mematuhi protokol kesehatan, sehingga pelayanan prima tersebut bisa benar-benar dirasakan,” tandas Fairid. (daq/gus)