PALANGKA RAYA – Banyak cara dilakukan untuk mengendalikan Covid-19, salah satunya dengan strategi gotong royong.

Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengatakan, masyarakat dan seluruh pihak harus tegas serta mendukung langkah-langkah pemerintah dalam hal penerapan protokol kesehatan.

Kata Fairid, seluruh elemen berkomitmen melaksanakan instruksi pemerintah, selain melakukan strategi gotong royong, hal yang tidak harus ditinggalkan adalah tetap menerapkan penggunaan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta selalu mencuci tangan pakai sabun.

“Kita tidak mengetahui situasi pandemi ini kapan berakhir. Saya tidak akan bosan mengajak warga untuk menerapkan protokol kesehatan. bergotong royong dan komitmen memutus mata rantai penyebaran virus korona. Apalagi Kota Palangka Raya sudah ada Perwali,” ujar Fairid, Rabu (2/12).

Fairid menyebutkan, tidak bisa dipungkiri saat ini masih terjadi episentrum baru Covid-19 di Kalimantan Tengah, termasuk di Kota Palangka Raya. Hal itu terlihat jelas meningkatnya angka penyebaran virus dalam beberapa minggu terakhir.

 Katanya, tidak bisa dipungkiri satu-satunya jalan adalah penerapan protokol kesehatan, saat ini mengalami peningkatan jumlah kasus. Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan.

“Sekali lagi saya katakan, sikap gotong royong dari seluruh elemen masyarakat untuk memutus mata rantai sangat diperlukan, seperti halnya makna yang terkandung dalam falsafah hidup Huma Betang,” tutur Fairid.

 Lanjut dia, peningkatan tersebut memang salah satu dampak dari mobilitas masyarakat Kota Palangka Raya dari luar daerah. Apalagi posisi Kota Palangka Raya notabene merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, menjadi akses mobilitas melalui udara dan darat. Tak hanya ke provinsi tetangga, tetapi juga ke pulau Jawa.

 Fairid menambahkan, salah satu kunci adalah upaya yang dapat jalankan saat ini terus melakukan langkah pencegahan dalam rangka memutus rantai penularan virus, dengan cara disiplin menjalankan protokol kesehatan.

 “Komitmen dan kebersamaan seluruh kalangan serta keyakinan yang didasarkan pada modal kearifan budaya dan sosial, setidaknya bisa menjadi landasan untuk mampu menurunkan dampak dan risiko Covid-19,” pungkasnya. (daq/fm)