SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Senin, 25 April 2016 20:44
Tawaran Reno untuk Tesla dari Gubernur Gila

Oleh: Dahlan Iskan

Ini tidak mungkin terjadi di Indonesia. Seorang gubernur begitu nekatnya. Semata-mata hanya karena ingin daerahnya maju. Dengan cara melompat. Bukan dengan jalan santai.

Gubernur ini sedang bersaing dengan gubernur di Phoenix, Negara Bagian Arizona. Dua gubernur itu sedang memperebutkan investor kakap. Yang akan membangun pabrik raksasa. Dengan investasi USD 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun. 

Dia tidak mau kalah oleh Phoenix. Investor itu harus masuk daerahnya. Memang gersang. Dan terpencil. Tapi, dia memberikan tawaran insentif yang menggiurkan. Dan pelayanan yang istimewa.

Dia hubungi sang investor. Dia rayu agar mau meninjau daerah yang dia tawarkan. Sebelum ambil keputusan. Dia tawarkan pesawat jet khusus. Yang akan menjemput sang investor di New York.

Sang investor melihat tawaran itu begitu serius. Dia memang menolak penjemputan khusus itu. Tapi setuju untuk datang. Dengan rombongannya.

Gubernur itu memang gila. Saat menjemput sang investor di bandara, dia bawa satu berkas. Dia serahkan berkas tersebut. Isinya: segala macam izin. Termasuk izin bangunan.

Dengan izin itu, sang investor sudah bisa mulai membangun. Hari itu juga. Kalau mau. Tidak perlu menunggu janji surga: yang cepat lah, yang jemput bola lah, yang gratis lah...

Berkas itu belum keputusannya yang paling gila. Dia berikan keputusan ini saat itu juga: keringanan pajak. Itu mah bukan keringanan. Melainkan pemaksaan. Pemaksaan yang menyenangkan. Sang gubernur memutuskan agar sang investor tidak perlu membayar pajak selama 20 tahun! Yang kalau dinilai uang sebesar Rp 15 triliun. Tepatnya USD 1,3 miliar.

Investor itu adalah Tesla. Produsen mobil listrik di Amerika.

Gubernur itu adalah Brian Sandoval. Gubernur Negara Bagian Nevada. Yang sebagian besar wilayahnya padang pasir. Sebagian lagi padang sabana. Sebagian lagi gunung batu. Sebagian lagi canyon. Hanya sebagian kecil yang berupa kota-kota kecil. Kalaupun ada kota besarnya, itu kota bikinan. Yang dibangun di tengah padang pasir. Khusus untuk perjudian: Las Vegas.

Kota-kota asli lainnya hanya ada di wilayah utara. Kecil-kecil semua. Ada kasinonya semua. Termasuk kota kecil Elko dan kota kecil terbesar di dunia ini: Reno. Saya sempat bermalam di Elko. Untuk merasakan kehidupan di tengah sahara. Juga bermalam di Reno. Untuk melihat proyek Tesla yang terbesar di dunia itu. Yang letaknya satu jam perjalanan mobil dari Reno ke arah Elko.

Tesla akhirnya memang memutuskan ini: menerima tawaran gubernur gila itu. Pabrik tersebut nanti seluas 1 juta hektare. Terluas di dunia. Luas bangunannya sendiri hanya kalah sedikit oleh pabrik Boeing. 

Dari Reno, saya meluncur melalui I-80. Jalan raya antarnegara bagian. Interstate 80. Sepanjang jalan bergunung dan berlembah. Terlihat banyak mustang liar di lereng-lereng gunung. Bergerombol. Di kawasan itu, lebih dari 300.000 kuda liar dilindungi. Termasuk jenis mustang. Orang asli Indian yang diperbolehkan untuk berburu kuda.

Di exit 32, saya keluar dari I-80. Ada jalan baru empat jalur. Khusus dibangun untuk menuju pabrik baru Tesla. Panjangnya 8 km.

Di kanan-kiri jalan itulah bangunan-bangunan baru terlihat. Gudang-gudang. Dan bangunan pabrik. Sudah ada juga sekelompok bangunan yang terdiri atas berbagai restoran. Untuk yang bekerja di proyek mega factory itu.

Tampak juga pabrik pengolahan material bangunan. Juga pusat distribusi Walmart. Rupanya proyek itu memerlukan begitu banyak barang yang dipasok oleh Walmart.

Itulah yang diperlukan Gubernur Sandoval. Hidupnya perekonomian Nevada. Yang akan menyerap 6.000 tenaga kerja setempat.

Saya lihat, ada pembangkit listrik besar di dekat situ. Ada juga sungai. Yang mata airnya dari Danau Tahoe. Komplet. Keperluan utama pabrik tersedia.

Kawasan itu juga indah. Bergunung-gunung. Ngarainya cukup untuk lokasi mega factory tersebut. Dan suhu musim panasnya tidak sepanas Phoenix yang di selatan itu. Lokasi Tesla itu berada di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Lebih tinggi daripada Kota Bandung.

Tesla memang sudah sampai pada point of no return. Mobil listrik harus menjadi masa depan. Menggantikan mobil bensin. Pasar Tesla semakin besar. Kian laris. Tahun depan sudah akan menjual 500.000 mobil. Orang Amerika sudah mau inden. Termasuk harus bayar uang muka USD 1.000 dolar. Untuk memesan Tesla tipe baru tiga tahun lagi.

Hambatan mobil listrik sekarang ini tinggal satu: baterai. Masih mahal. Dan berat. Tesla kini memecahkan kesulitan itu. Dengan proyek USD 5 miliar di Reno ini. Inilah pabrik yang khusus akan memproduksi baterai. Bekerja sama dengan Panasonic, Jepang. 

Dengan memproduksi baterai secara besar-besaran, skala ekonominya tercapai. Harga baterai bisa turun 30 persen. Persoalan utama mobil listrik teratasi. 

Gubernur Sandoval pun jadi buah bibir. Tahun lalu dia terpilih lagi. Dia menjadi gubernur pertama di Nevada yang keturunan Meksiko. Istrinya juga Hispanik.

Dia berasal dari Partai Republik, tapi pro-Obama. Obamacare pun dia laksanakan. Bahkan, dia setuju dengan apa yang paling dibenci Republican: aborsi.

Saya usul agar dibangun pula museum Tesla di Reno. Museum Tesla yang berada di dekat Denver sudah tutup. Kurang dana. Saya kecele. Jauh-jauh ke Colorado Springs, menemukan museum yang tutup.

Listrik memang ditemukan Thomas Edison. Tapi, Nikola Tesla-lah yang membuat temuan itu bisa dilaksanakan. Bisa diproduksi, disalurkan, dan dipakai oleh manusia.

Saat membaca biografi orang New York kelahiran Kroasia pada 1856 itu, saya sering tersenyum. Dia mengaku hanya perlu tidur dua jam sehari. Waktunya habis di penciptaan. Lebih dari 300 paten listrik di Amerika dia miliki. 

Ditanya mengapa bisa begitu cerdas, Tesla menjawab dengan enteng. Dia punya kebiasaan ini: tiap hari memelintir-melintir jari-jari kakinya.

loading...

BACA JUGA

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers