SAMPIT— Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi meminta Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kotim, untuk mengevaluasi sistem absensi khususnya di wilayah pedalaman Kotim, yang masih melakukan absensi manual sebab hal ini sangat rentan terjadi manipulasi data absensi.
"Di desa apalagi yang dipedalaman sinyal internet sulit dijangkau, sehingga absen masih manual tapi ini justru dimanfaatkan untuk memanipulasi data," ujarnya.
Tentunya menurut Supian, keterbatasan akses jaringan internet membuat absensi kehadiran Aparatus Sipil Negara (ASN), yang bertugas di wilayah - wilayah pedalaman tersebut menjadi sulit dikontrol.
"Mereka menjadi tidak disiplin, bahkan ada tenaga kesehatan (Nakes) yang bekerja hanya satu minggu sekali," sebut Supian.
Kenyataan tersebut diketahuinya saat melakukan kegiatan sambang desa, hampir seluruh desa yang ada di Kotim, dari sambang desa tersebut diketahui ada Nakes dan guru yang tidak bersungguh - sungguh dalam bekerja.
"Saya pikir hal ini harus di evaluasi, sebab bagaimanapun kehadiran mereka sangat diperlukan warga desa, tapi kenyataannya tidak setiap saat mereka berada di pusat layanan kesehatan dan sekolah, yang kasian tentunya masyarakat," tambahnya.
Bahkan menurutnya kekurangan Nakes baik bidan maupun perawat, membuat pihak desa harus mengangkat tenaga kontrak untuk Nakes dari kabupaten tetangga yang memang tinggal tidak jauh dari desa tersebut.
"Saya justru mengapresiasi Nakes dari kabupaten lain yang mau bekerja menjadi tenaga kontrak di desa tersebut, karena kebetulan memang dia tinggal tidak jauh dari desa itu," ungkap Supian.
Supian berharap, hal ini menjadi catatan bagi ASN khususnya dipedalaman agar disiplin, tidak memanipulasi data absen dan benar - benar bekerja melayani masyarakat apalagi hak mereka sebagai pegawai tetap diberikan setiap bulannya. (yn/dc)