SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Kamis, 31 Desember 2020 12:02
Omset Pedagang Kembang Api Terancam

Dampak Larangan Perayaan Malam Tahun Baru

YUSHO/RADARSAMPIT PEDAGANG : Para pedagang kembang api di Kota Palangka Raya turut terdampak dari adanya larangan perayaan malam pergantian tahun.

PALANGKA RAYA – Omset pedagang kembang api musiman di Kota Palangka Raya terancam mengalami penurunan, lantaran adanya larangan perayaan malam pergantian tahun. Pendapatan mereka dipastikan menurun dibandingkan tahun - tahun sebelumnya, yang identik dengan pesta kembang api pada malam pertantian tahun.

Larangan perayaan malam pergantian tahun juga membuat pedagang kembang api tidak terlalu ramai. Padahal jika berkaca tahun lalu, mulai H-3 pergantian tahun para pedagang kembang api sudah mulai ramai menjajakan dagangannya di sepanjang ruas jalan, khususnya di kawasan Taman Kota di Jalan Yos Sudarso, kawasan Bundaran Besar dan Jalan Tjilik Riwut.

Dampak kebijakan tersebut dirasakan oleh Sukri, salah satu pedagang kembang api yang berjualan di Jalan Tjilik Riwut. Dia mengakui, bahwa momen pergantian tahun 2020 ke 2021 tidak berpihak kepada para pedagang kembang api. Sebab dengan tidak adanya perayaan malam pergantian tahun, secara tidak langsung membuat pembeli akan berkurang.

“Memang yang beli masih ada, cuma kalau dibandingkan tahun lalu, jumlahnya agak sepi. Padahal ini sudah dekat perantian tahun, biasanya akan banyak yang beli,” kata Sukri, Rabu (30/12)

Ia mengakui, harga kembang api yang dijualnya tidak berbeda dengan tahun lalu, yakni antara Rp 5 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung ukuran dan jenis. Meski begitu, Sukri tetap mengaku khawatir karena hal tersebut tidak bisa menjadi jaminan dagangannya laku seperti tahun - tahun lalu.

“Ya, kalau saya menyiasastinya, saya jual sedikit saja (kembang api, Red). Karena percuma saya jual banyak, ujung - ujungnya kurang yang beli, kan rugi kalau jadinya seperti itu,” katanya.

Sementara itu Dadang penjuang kembang api di Jalan Yos Sudarso mengakui, bahwa sudah mengetahui larangan perayaan malam tahun baru. Dirinya mengakui hanya bisa pasrah, meski harus terancam kekurangan pemasukan.

“Yang melarang jualan (kembang api, Red) tidak ada, kami tetap boleh jualan. Cuma karena tidak boleh bikin perayaan tahun baru, ya jadinya dampak kepenjualan. Kalau saya bersyukur saja masih ada yang beli, biar tidak banyak,” ucapnya.

Jika tahun lalu omset jualannya bisa mencapai Rp 4 - 5 juta, sekarang ini hal tersebut kecil kemungkinan didapat lagi di tahun ini. Pasalnya hingga menjelang pergantian tahun, keuntungan yang didapat belum mencapai setengah dari pendapatan tahun lalu.

Pria asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan  yang sudah menetap lama di Palangka Raya ini menambahkan, dirinya dia mau terlalu ambil pusing meski omset daganganya akan mengalami penurunan. Jika nantinya banyak yang tidak laku, maka kembang api yang tersisa akan disimpan untuk dijual kembali saat bulan Ramadan tahun depan.

“Kalau untuk harga tidak bisa dikurang lagi, karena modalnya sudah segitu. Jadi kalau nanti masih ada sisanya, saya simpan saja untuk dijual lagi,” pungkasnya. (sho/dc)

 


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers