Pada momen ini, Wawan juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemkab Kobar yang selalu memberikan bantuan kepada AMPP. Namun kedepan harapannya tidak hanya sekedar bantuan tetapi lebih bagaimana agar AMPP ini bisa mandiri melalui pembinaan dan pemberdayaan dari Pemkab Kobar.
Senada juga disampaikan Sekretaris AMPP, Ahmad Subandi, menurutnya AMPP ini perlu ada peningkatan dan tidak hanya mengharap bantuan dari Pemkab Kobar. Harapannya Pemkab memberi ruang karena AMPP memiliki potensi untuk bisa mandiri.
Kemandirian yang dimaksud secara riil bisa diwujudkan dengan adanya pemberdayaan anak pejuang atau bisa dalam bentuk prakarya untuk pembentukan usaha kecil menengah dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini pihaknya ingin menyampaikan banyak hal termasuk salah satunya ingin mendorong pemkab agar menggali segala potensi Pertempuran 14 Januari 1946 lebih dalam agar bisa dikenang sejarah tersebut.
“Jika tidak dilesatrikan, seiring perkembangan zaman anak cucu dan generasi tidak tahu sejarah. Bisa juga diwujudkan dengan memasukkan sejarah pertempuran tersebut ke dalam kurikulum muatan lokal dibuatkan semacam regulasi kemudian diajarkan pada sekolah dasar dan lanjutan. Tujuannya agar diketahui bahwa pertempuran dalam memperjuangkan kemerdekaan tidak hanya di luar pulau seperti di Surabaya tetapi di Kumai juga sama,” terangnya.
Seperti diketahui bahwa tanggal 14 Januari merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, khususnya masyarakat Kecamatan Kumai yang diharapkan mendapat pengakuan pemerintah pusat sebagai bagian sejarah perjuangan bangsa ini.
Tanggal 14 Januari 1946 silam terjadi sebuah peristiwa pertempuran antara para pejuang Indonesia di Kumai melawan tentara NICA Belanda yang mencoba kembali menjajah untuk menduduki kawasan Kumai. (sam/sla)