SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 25 Januari 2021 15:38
Jadi Sumber Penghasilan Warga Binaan

Melihat Budidaya Jamur Tiram di Rutan Kelas IIB Kapuas

SUMBER PENGHASILAN: Budidaya jamur tiram yang dikembangkan WBP Rutan Kelas IIB Kuala Kapuas.(ALEXANDER/RADAR SAMPIT)

Hidup di balik jeruji besi tak sepenuhnya merupakan hukuman bagi para pelaku kejahatan. Mereka juga mendapat pembinaan keterampilan, sebagai bekal hidup saat kembali ke masyarakat nantinya.

ALEXANDER, Kuala Kapuas

Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Kuala Kapuas melakukan berbagai upaya pembinaan dan pelatihan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP). Di antaranya berupa hortikultura, kerajinan tangan, budidaya ikan, dan lainnya.

Sejumlah program pembinaan itu bersinergi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas. Salah satunya budidaya jamur tiram. Distan Kapuas bertugas memonitoring dan mengevaluasi proses budidaya jamur yang sedang dikelola para WBP agar dapat mempelajari proses awal hingga panen.

I Ketut Cemarne, bidang Pembinaan Kemandirian Rutan Kelas IIB Kapuas mengatakan, proses budidaya jamur tiram dimulai dengan menyiapkan bahan seperti serbuk yang dibuat baglog dan dibungkus menggunakan plastik. Kemudian diletakkan di satu tempat sebagai permentasi dan akan diproduksi, lalu dipindahkan ke ruangan lainnya.

”Maksimal umur baglog bisa tumbuh sempurna hanya sampai enam bulan saja. Jadi, ketika baglog berusia lima bulan, harus sudah menyiapkan baglog baru sebagai penggantinya. Lalu, baglog yang sudah tidak terpakai lagi jangan dibuang, karena masih bisa dimanfaatkan untuk pupuk,” katanya, Rabu (20/1).

Dia melanjutkan, prospek bisnis jamur tiram di Kapuas sangat bagus. Harga per kilogram mentahnya mencapai Rp 40 ribu. Apabila diolah jadi jamur crispy, bisa mencapai Rp 140 ribu. Pemasaran tidak hanya di Kapuas, namun bisa sampai ke Kalimantan Selatan. Namun, pihaknya masih melakukan penjualan di areal seputaran kompleks rutan dan dalam Kota Kapuas.

”Modalnya tidak terlalu besar dan tentu menjadi penghasilan untuk para WBP. Apalagi jika dikelola menjadi jamur crispy, bisa berapa kali lipat dapatnya. Jadi, para WBP saat keluar dan berbaur dengan masyarakat sudah memiliki keterampilan sendiri dengan menghasilkan pendapatan tanpa harus terlibat kriminal,” ujarnya.

Dia menuturkan, budidaya jamur di Rutan Kuala Kapuas cukup berhasil. Dalam seminggu sudah bisa panen 2-3 kali. Satu kali panen sekitar 3-4 kilogram jamur tiram apabila baglog dalam keadaan masih produktif. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa baglog untuk memperbarui baglog yang sudah berusia hampir enam bulan yang nantinya tidak akan produktif lagi.

”Sesuai arahan dari Balai Penyuluhan Pertanian, jamur tiram yang telah dipanen akan diolah menjadi crispy jamur untuk dijual dengan label passion. Passion merupakan merek yang dimiliki Lembaga Pemasyarakatan seluruh Indonesia,” katanya.

Kepala Rutan Kelas II B Kuala Kapuas Toni Aji Priyanto mengatakan, budidaya jamur di Rutan Kuala Kapuas bisa dijadikan sebagai balai pendidikan dan pelatihan budidaya jamur bagi WBP.

”Dengan adanya keterampilan dari dalam rutan kepada WBP, diharapkan saat mereka kembali ke tengah masyarakat, sudah memiliki keterampilan yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai sumber mata pencahariannya, tanpa harus berurusan dengan kasus kriminal lagi,” tandasnya. (der/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers