SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 17 Februari 2021 17:20
Proyek Ambisius, Warisan SAHATI untuk Masa Depan

Akhir Pengabdian Supian Hadi-Taufiq Mukri

ILUSTRASI.(RADAR SAMPIT)

Genap sepuluh tahun pasangan Supian Hadi-Taufiq Mukri mengabdi. Waktu, tenaga, dan pikiran dicurahkan untuk ikut membangun negeri. Menyiapkan masa depan untuk penerus generasi. Inilah ujung pengabdian pemimpin yang lahir dari rahim demokrasi.

==========

Patung raksasa ikan jelawat itu menjulang perkasa di pinggir Sungai Mentaya. Memukau mata bagi orang yang pertama kali melihatnya. Ikon itu juga seolah menyapa setiap pendatang yang turun di Pelabuhan Sampit yang terletak tepat di sampingnya.

Pembangunan ikon wisata itu tak lepas dari kontroversi. Kritik silih berganti disampaikan untuk Supian Hadi, delapan tahun silam. Sebagian menilai proyek itu hanya menghamburkan anggaran. Buang-buang uang yang harusnya digunakan untuk pembangunan jalan, terutama di pedalaman.

Alih-alih mundur, Supian justru kian memantapkan niatnya membangun kawasan wisata di tengah kota. Proyek ambisius itu akhirnya benar-benar digarap pada 2013. Dikerjakan dengan sistem tahun jamak, ikon kebanggaan Kotim tersebut akhirnya selesai pada 2015.

Kegigihan Supian membangun ikon jelawat dilatari visi jangka panjang. Menurutnya, ikon jelawat akan berdampak luas. Selain sebagai sarana rekreasi, ikon wisata itu juga diyakini akan membuka peluang usaha di berbagai sektor jasa untuk kalangan usaha kecil, mikro, dan menengah.

Kerja keras Supian membuahkan hasil. Setidaknya, ikon itu jadi salah satu tujuan wisata favorit warga Kota Sampit. Bahkan warga dari luar daerah pun mejadikannya salah satu tempat yang wajib dikunjungi.

”Tak lengkap rasanya jika ke Sampit tak singgah ke patung jelawat. Tempatnya enak untuk melepas penat,” kata Kiki, warga Kota Palangka Raya saat berada di Sampit, beberapa pekan lalu.

Ambisi Supian meninggalkan warisan untuk masa depan tak berhenti pada ikon jelawat. Bersama Taufiq, dia merintis sejumlah proyek prestisius lainnya, seperti RSUD dr Murjani Sampit, rumah jabatan Bupati Kotim, dan mal pelayanan publik.

Saat peresmian gedung baru RSUD dr Murjani Sampit pada 7 Januari lalu, Supian mengatakan, RSUD dr Murjani Sampit merupakan salah satu rumah sakit termewah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Harapannya, pemerintahan berikutnya dapat melengkapi seluruh tenaga medis dan fasilitas pelayanannya.

”Ini salah satu janji saya kepada masyarakat. Semoga rumah sakit ini ke depannya akan memberikan pelayanan kesehatan yang sangat baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat merasa terjaminan pelayanan kesehatannya,” kata Supian.

Jejak pengabdian Sahati selama sepuluh tahun ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Ketua DPRD Kotim Rinie Anderson mengatakan, pasangan Sahati telah membawa kemajuan dan perkembangan cukup pesat bagi Bumi Habaring Hurung.

”Selama kepemimpinan Supian-Taufiq, memang kemajuan sangat terasa. Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga geliat sektor wisata,” ujarnya.

Rinie mencontohkan, banyak bangunan monumental lahir di era Sahati. Di antaranya, penataan Taman Kota Sampit, penataan kawasan Stadion 29 November, pembangunan sejumlah ruas jalan dan jembatan di pelosok, meski belum seluruhnya. Di bidang kesehatan, Supian mampu dan sukses memprogramkan prosehati yang kini bertransformasi menjadi penggratisan BPJS kelas 3.

”Dan yang baru ini adalah bangunan RSUD dr Murjani yang sudah diresmikan. Bisa dikatakan termegah di Kalimantan Tengah. Suka tidak suka, bangunan itu dilahirkan di masa pemerintahan saat ini dan itu merupakan karya di bidang kesehatan,” kata Rinie.

Lebih lanjut politikus PDI Perjuangan ini menambahkan, indikator sukses tidaknya kepemimpinan Sahati jika berdasarkan data, harus dikaji melalui rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Dokumen itu berisi visi -misi kepala daerah. Apabila itu tercapai dan terealisasi, pemimpin tersebut bisa dikatakan sukses.

”Kalau dari kacamata pemerintah, pastinya melihat dari RPJMD tercapai atau tidak yang dituangkan di situ, tetapi kalau dari kacamata masyarakat, melihat kesuksesan dari pembangunan yang dihasilkan,” katanya.

Meski demikian, Rinie menuturkan, pemerataan pembangunan memang belum tercapai maksimal. Hal itu tentunya disebabkan keterbatasan anggaran yang tersedia di APBD Kotim. Idealnya, untuk setiap tahun anggaran, minimal perlu Rp 4 triliun lebih untuk pembangunan Kotim yang memiliki luas 16 ribu kilometer persegi.

”Kita maklumi karena kondisi keuangan yang terbatas ini. Tapi, saya menilai dengan sepuluh tahun masa kepemimpinan Sahati sudah sukses membawa Kotim sebagai kabupaten termaju dan terdepan di seluruh kabupaten kota di Kalteng,” ujarnya.

Mengenai hubungan antara eksekutif-legislatif, Rinie mengakui terjalin harmonisasi yang cukup baik. Terlihat dari berbagai kebijakan daerah yang selama ini didukung DPRD. ”Salah satu sudut pandangnya adalah bagaimana pengesahan APBD berjalan lancar, serta program pemerintah didukung dengan baik. Itu artinya harmonisasi kedua lembaga berjalan seiring,” katanya. 

Pengakuan Mantan Pemimpin

Mantan Bupati Kotim Periode 2000-2010 Wahyudi Kaspul Anwar menilai, banyak perubahan bangunan fisik yang terlihat jelas selama masa kepemimpinan Sahati. Hal itu di antaranya, rumah sakit dan mal pelayanan publik, walaupun ada yang belum berfungsi.

Menurut Wahyudi, patokan keberhasilan bukan dilihat dari fisik saja, tetapi juga dari nonfisik. Sebelum pandemi Covid-19, dia menilai perekonomian meningkat, tapi setelah Covid-19 terjadi, menurun secara kasat mata.

”Nasional saja (pertumbuhan ekonomi) minus 1 koma sekian. Otomatis juga berpengaruh pula di kabupaten. Mungkin tidak minus paling 1 sampai 2 persen. Kalau dulu, 2018, sebelum Covid-19, pertumbuhan perekonomian sampai 6 persen. Tugas bupati yang akan datang, bagaimana meningkatkan sektor perekonomian di Kotim,” katanya.

Dari segi infrastruktur, Wahyudi mengatakan, masih ada pembangunan yang belum selesai Hal tersebut seharusnya dilanjutkan dan bangunan yang belum fungsional segera difungsikan. Dia mencontohkan penanganan jalan lingkar selatan yang belum tuntas.

”Dari awal masa menjabat dulu, jalur lingkar selatan mestinya diutamakan. Walaupun menjadi kewenangan provinsi, Pemkab dan DPRD sama-sama berjuang agar jalan cepat diperbaiki,” katanya.

Terpisah, mantan Wakil Bupati Kotim Thamrin Noor menilai, di masa Sahati memimpin selama sepuluh tahun, Kotim menjadi jauh lebih maju. Baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, pelayanan publik, hingga infrastruktur. 

”Setiap pemimpin pasti memiliki tujuan ke arah menuju kemajuan untuk berhasil. Saya melihat Supian sudah membawa banyak kemajuan untuk Kotim," ujarnya.

Menurut Thamrin, sejauh ini peningkatan infrastruktur terus digenjot. Bahkan, infrastruktur di wilayah yang terisolasi sudah mulai terbuka, seperti di daerah pedalaman, di mana jalan penghubung antarkecamatan dan antardesa sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

”Walaupun masih ada yang kurang itu wajar saja," tuturnya. 

Setiap orang, lanjut Thamrin, pasti punya kekurangan. Begitu juga dengan seorang pemimpin, yang tidak bisa sempurna seperti apa yang diinginkan warganya. Namun demikian, apabila dilihat sisi positifnya secara kasat mata, Supian sudah banyak membawa kemajuan untuk Kotim.

”Pembangunan di Kotim ini sudah cukup berhasil di bawah kepemimpinannya," tambahnya. 

Lebih lanjut Thamrin mengatakan, pandemi Covid-19 jadi tantangan yang berat untuk Sahati di ujung pengabdiannya. Keterbatasan anggaran membuat berbagai program kerja, proyek pembangunan hingga pendapatan turut terdampak sangat besar.

”Sejauh ini pembangunan di Kotim sudah berjalan dengan baik, walaupun ada program yang belum terlaksana. Adanya keterbatasan anggaran karena pandemi Covid-19. Pendapatan juga tidak bisa maksimal," ujarnya.

Dari cara Supian memimpin Kotim selama satu dekade, Thamrin menilai, lelaki yang akrab disapa SHD itu memiliki semangat tinggi dan mempunyai ekspektasi yang kuat. Selain itu, Supian merupakan pemimpin yang tegar, meski tidak jarang ada yang mencoba menjegal jalannya. 

”Walaupun ada yang mencoba menghalangi, tapi dia tegar. Supian orang yang mau maju, meski dihadapkan dengan berbagai persoalan. Menjadi pemimpin pasti akan menghadapi berbagai persoalan dan itu lumrah," imbuhnya. 

Thamrin berpandangan, Supian merupakan orang yang terbuka dan mau menerima segala masukan ataupun kritikan. ”Dia kuat dengan segala kritikan, menerima kritik yang membangun. Saya sering blak-blakan saja sama SHD, sering beri masukan, tapi bagaimanapun dia pemimpin Kotim. Saya tetap harus bisa menempatkan diri," tambahnya. 

Thamrin mengatakan, masyarakat Kotim perlu berterima kasih kepada Sahati atas apa yang dilakukan selama periode kepemimpinannya. ”Masyarakat Kotim saya rasa sangat berterima kasih pada SHD. Dia orang yang fair, orang yang gentle. Walaupun masih ada oknum yang merasa tidak puas atas kepemimpinannya, saya rasa itu wajar saja. Tidak semua orang bisa puas dengan pencapaian itu," katanya. (ang/hgn/yn/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers