SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Minggu, 17 Mei 2020 17:08
Begini Upaya UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Banyak yang Beralih Jual Makanan Cepat Saji

Pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 telah membuat pelaku usaha terpukul. Berbagai pelaku usaha ada yang memilih berhenti, ada pula yang tetap bertahan memanfaatkan peluang dengan beralih menjual makanan cepat saji.

Pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 telah membuat pelaku usaha terpukul. Berbagai pelaku usaha ada yang memilih berhenti, ada pula yang tetap bertahan memanfaatkan peluang dengan beralih menjual makanan cepat saji.

Heny, Sampit

Lila salah seorang pelaku usaha yang menjual aneka kue basah dan kue kering mengaku telah mengurangi kapasitas produksi. Hal tersebut dikarenakan minat jual beli sudah menurun sejak pertengahan Maret lalu. Kondisi tersebut semakin diperparah pada Mei ini. Jika dalam setiap menjelang lebaran pemesanan kue kering melonjak hingga 80 persen. Kini menurun hingga 70 persen.

“Jualan kue dimana-mana pada sepi, biasanya antaran ke berbagai toko bisa menghasilkan Rp 600-1,5 juta per hari bahkan Rp 2 juta kalau ada pesanan banyak. Saat ini pendapatan perhari hanya dikisaran Rp 300.000 – Rp 500.000. Itupun kuenya enggak terjual habis,” ujar Lila.

Menurunnya, daya beli masyarakat membuatnya sempat menghentikan produksi hingga sekitar seminggu. “Sempat libur sampai seminggu karena kondisi Covid-19 ini penjualan benar-benar anjlok,” ujarnya.

Namun, dirinya berpikir usaha harus terus berjalan karena ada karyawan yang harus tetap dibayarkan gajinya. “Kalau enggak produksi kue, bahan kue lama-lama enggak layak pakai, apalagi telur tidak begitu bertahan lama. Anak buah juga hidupnya dari penjualan kue. Jadi, tetap buat kue tetapi tidak begitu banyak dan hanya prioritaskan orderan pesanan aja,” ujarnya.

Melihat penjualan kue menurun, akhirnya dirinya beralih usaha catering makanan kemasan kotakan siap saji. Usaha catering sebenarnya bukan usaha baru. Dari tahun 2000-an dia sudah usaha merantang makanan. ”Tetapi setop dan nyoba usaha kue sekitar tahun 2004. Sekarang kalau ada pesanan catering makanan kotakan diterima aja terus,” ujarnya.

Lila mengatakan, saat ini hingga tiga bulan ke depan dirinya sudah menerima pesanan nasi kotakan dengan menu makanan yang berganti-ganti setiap harinya.

“Sekitar akhir Maret orang pegawai ada yang pesan nasi kotak untuk mereka di Gugus Tugas Covid-19. Alhamdulillah dari sini pemasukan stabil, tetapi usaha kue juga tetap jalan,” ujarnya.

Hal yang sama juga dialami Dila. Pelaku usaha dibidang kuliner ini telah merangkul ratusan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang makanan dan minuman cepat saji.

“Ada sekitar 100an orang pelaku UMKM yang menitipkan aneka makanan dan minuman, camilan dan lain-lain ditempat saya. Alhamdulillah selama Ramadan ini penjualan stabil meskipun kondisi sulit seperti ini,” ujar Dila.

Selama Ramadan ini pula, dirinya mengaku menerima puluhan hingga ratusan nasi kotak siap saji yang dipesan oleh berbagai pelanggan setianya.

“Kue-kue manis sekarang berkurang tetapi orderan nasi kotakan siap saji mengalami peningkatan sampai 40 persen selama Ramadan ini,” ujarnya.

Dirinya mengaku pemesanan tersebut didapatkan dari hasil sumbangan pelanggan yang mempercayakannya untuk memberikan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Setiap Jum’at kita bagi-bagi makanan. Alhamdulillah pelanggan mempercayakan mama saya yang membuatkan makanannya. Ada yang memesan untuk 20 porsi sampai ratusan porsi semua bisa disesuaikan. Namanya juga membantu berapa pun bantuan yang didapatkan kita siap menerima,” ujarnya.

Hasil bantuan rutin dari berbagai masyarakat akhirnya terus berjalan bahkan dirinya juga dipercayakan untuk membagikannya langsung kepada masyarakat di jalanan yang membutuhkan.

“Mereka (pelanggan) tinggal order aja untuk berapa porsi dengan disesuaikan harga per porsi maunya harga berapa mulai dari Rp 15 ribu sampai 25 ribu kami siap membuatkan. Makanannya juga saya yang bagikan sebelum menjelang berbuka puasa keliling jalanan membagikan makanannya,” ujarnya.

Berkahnya bulan suci Ramadan juga dialami Ainnur Rahimah owner penjual makanan Risoles Taman. Masa pandemi Covid-19 pada Maret lalu sempat membuatnya terpuruk bahkan terpaksa memberhentikan karyawan. Namun, memasuki Ramadan ternyata penjualannya mengalami peningkatan 100 persen.

“Alhamdulillah selama Ramadhan ini omset naik daripada hari biasanya. Perkiraan kenaikan sampai 100 persen,” ujar Ainnur Rahimah yang membuka outlet di Jalan Kopi ini.

Ainnur mengaku sempat khawatir usahanya tak kuat bertahan ditengah pandemi Covid-19. Tetapi, kekhawatirannya tersebut justru membuatnya tetap bangkit mempromosikan risoles aneka isi yang masih diminati masyarakat Sampit.

“Awalnya sempat khawatir sepi pelanggan saat masa pandemi ini orang malas belanja keluar. Saya pun sempat takut untuk belanja ke pasar. Tetapi, Allah melapangkan rezeki kita. Ramadan tahun ini benar-benar membawa keberkahan untuk usaha saya dan mungkin pelaku usaha makanan lainnya,” ujar perempuan yang juga menjadi Ketua Nasyiatul Aisyiyah Kotim ini.

Dalam kondisi normal Ainnur mengatakan omzet dari penjualan risoles berkisar Rp 1,8-2 juta. Pendapatan ini sudah terbilang stabil dan bisnis bertumbuh sehat dan cukup untuk membayar operasional sewa toko, listrik, air, bahan risoles dan gaji karyawan.

“Secara angka mungkin terlihat besar tetapi ini terbilang stabil. Karena, kalau sudah dibawah itu (pendapatan) sudah mencekik untuk perputaran usaha,” ujarnya.

Dirinya mengaku sempat tidak mampu bayar gaji karyawan dan sewa tempat sehingga dia terpaksa memberhentikan 1 karyawan dari total empat karyawan.

“Pascalebaran tahun lalu omzet sudah megap-megap. Memasuki Januari 2020 sampai Februari sudah mulai turun. Maret semakin parah dan khawatir enggak bisa bayar karyawan. Jadi, saya terpaksa memberhentikan 1 karyawan. Tetapi, Alhamdulillah Ramadan ini bisa nambah empat karyawan lagi termasuk yang sebelumnya diberhentikan diaktifkan lagi bekerja,” ujarnya.

Getirnya perjuangan membangun usaha di tengah pandemi Covid-19 sudah dialami para pelaku UMKM, bahkan hampir menimpa seluruh pelaku usaha lainnya. Jika jeli melihat peluang, mereka tetap bisa bertahan. Jika tidak, roda perekonomian lambat laun akan terhenti dan krisis ekonomi akibat dampak Covid-19 tak dapat dihindari.

Terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Susilo mengatakan dampak Covid-19 nyaris menimpa seluruh sektor usaha.

“Hampir semua usaha tiarap (terhenti). Bisnis perhotelan terdampak, pariwisata terdampak dan tak ada satupun yang tak mengalami dampak dari pandemi Covid-19,” kata Susilo saat Radar Sampit berkunjung ke kediamannya.

Dampak pandemi Covid-19 juga tak luput menimpa para pelaku UMKM. Menurutnya, ada sekitar 3.800 pelaku UMKM yang terdaftar di Kotim dan hanya sekitar 100-an orang saja yang tetap bertahan menjalankan usahanya.

”Hampir 80 persen pelaku UMKM gulung tikar. Dari sekita 3.800-an yang terdaftar hanya ada sekitar 100-an aja yang masih tetap bisa bertahan,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu usaha yang masih tetap eksis di tengah pandemi Covid-19 yakni usaha makanan cepat saji.

“Makanan cepat saji sampai dengan saat ini yang saya lihat masih tetap lancar. Karena, selama Ramadan ini orang lebih senang membeli makanan cepat dalam penyajianya. Lebih simpel tinggal dihidangkan buat berbuka dan persiapan sahur,” ujarnya.

Selain itu, Susilo menambahkan, bisnis ritel modern tetap berjalan stabil di tengah menghadapi masa pandemi Covid-19. “Bisnis ritel modern seperti Alfamart, Indomaret dan lain itu yang saya lihat masih tetap stabil. Karena manajemen bisnisnya sudah kuat berdiri,” pungkasnya. (hgn/yit)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers