KUALA KURUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Mas (Gumas) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat, menggelar festival Harubuh Manugal tahun 2024, di lokasi lahan atau ladang Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah.
"Festival harubuh manugal merupakan even yang sangat positif untuk memacu kebudayaan daerah," ucap Penjabat (Pj) Bupati Gumas Herson B Aden, melalui Plt Asisten II Champili, Senin (7/10).
Diharapkannya masyarakat dapat terus melestarikan tradisi Suku Dayak ini, karena merupakan cerminan kehidupan dari Suku Dayak yang harmonis, rukun dan saling membantu serta bergotong royong dalam bekerja. "Saya ingin masyarakat menjadikan festival harubuh manugal sebagai even yang berkelanjutan dan terus melestarikan kearifan lokal yang berasal dari daerah ini," imbuh Champili.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Kabupaten Gumas Hansli Gonak menjelaskan, festival Harubuh Manugal merupakan salah satu even yang digelar pemkab dalam rangka melestarikan budaya bercocok tanam atau berladang tradisional. Serta mengangkat kearifan lokal agar selalu lestari, serta pengingat dan pengetahuan bagi generasi penerus.
"Festival Harubuh Manugal ini yang ketiga kali, dimulai dari 2021, 2023 dan 2024. Festival pertama kali hanya pencatatan dan pengambilan dokumentasi, sebagai salah satu syarat pekan kebudayaan nasional (PKN) Kabupaten Gumas yang digagas kementerian. Sedangkan festival Harubuh Manugal kedua kalinya digelar di Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah," ujarnya.
Hansli melanjutkan, tradisi Harubuh Manugal ini jtelah dicatatkan dalam hak kekayaan intelektual (Haki) di Kementerian Hukum dan HAM. Kemudian di tahun 2024, sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
"Sebagai bentuk dari kearifan lokal, maka kegiatan ini diangkat pelaksanaan menjadi Harubuh Manugal yang artinya malan/berladang serta membuka lahan dan menanam padi, dengan cara Handep Hapakat saling membantu dan bergotong royong. Serta untuk membuktikan masyarakat bisa bersama-sama dan bersatu untuk satu tujuan," paparnya.
Hansli menambahkan, festival ini bertujuan meningkatkan kerjasama dan kebersamaan pemkab dengan masyarakat desa/kelurahan dalam menumbuhkan rasa kekeluargaan, melestarikan adat tradisional masyarakat Dayak, mengenalkan kearifan budaya lokal, sarana promosi budaya dan pariwisata.
Selain itu, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, kalender of even tahunan pemkab, membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk berladang dan bercocok tanam yang selama ini ditinggalkan, serta meningkatkan kesejahteraan penghasilan melalui bercocok tanam.
"Sasaran dari kegiatan ini adalah para generasi muda, seniman dan budayawan, tokoh masyarakat, dan seluruh masyarakat desa/kelurahan di sekitar,"tandas Hansli Gonak. (arm/gus)