SAMPIT - Keberanian jajaran Polres Kotim untuk  menggerebek peredaran minuman keras (miras) tidak resmi mendapatkan dukungan dari masyarakat, bahkan pihaknya meminta agar tidak hanya produsen atau pabrikan yang di sweeping namun penjual yang secara terang-terangan di sejumlah titik di Kota Sampit itu tidak lepas dari  target.

“Kami sangat mendukung upaya pengendalian miras oleh Polres Kotim, tapi perlu diiingat, yang di razia hanya pabrik tetapi juga miras yang dari luar dan dijual bebas di warung-warung di Kota Sampit itu,“ ungkap Gahara tokoh pemuda Dayak di Kotim kemarin (1/10).

Dikatakannya, meski hanya dikenakan tindak pidana ringan (Tipiring) namun dengan razia terus-terusan bisa mengakibatkan penjual dan pengusaha miras itu akan kapok dan tidak berani lagi beroperasi. Sebab jika razia ataupun penggerebekan hanya dilakukan cuma sekali itu belum memberikan dampak besar tapi dilakukan secara kontinu.

“Kita berharap penertiban tidak hanya sebatas seremonial saja, sekarang adu kuat saja apakah tukang produsen atau petugas, ketika ada barangnya sita saja langsung,” ucap Gahara.

Sejauh ini, kata Gahara yang juga aktivis antikorupsi itu menyebutkan, penjualan miras yang tidak terkendali di Kotim ini memang terkadang luput dari perhatian. Pemkab Kotim melalui dinas terkait terkadang tidak pernah bersikap dengan peredaran miras dijual bebas tersebut.

“Padahal informasinya jelaskan miras yang beredar ini tidak ada izin sama sekali dari perizinan Kotim, kenapa sulit untuk ditindak, ini juga jadi pertanyaan masyarakat, apakah pemerintah kalah atau memang tidak mampu,” tegas Gahara.

Dia berharap janji Kapolres Kotim untuk menertibkan warung miras ilegal itu bisa dilaksanakan tanpa ada pandang bulu. “Kita berharap bisa ditertibkan warung menjual miras secara terang-terangan yang sangat mudah dijumpai di dalam Kota Sampit ini,“ pungkasnya. (ang/fin)