KASONGAN – Musim kemarau panjang yang disertai maraknya kebakaran hutan dan lahan gambut di Kabupaten Katingan, bukan saja mengancam kesehatan umat manusia, disisi lainnya juga mengancam keselamatan spesies orangutan. Seperti yang dialami seekor orangutan yang sekarat akibat dehidrasi berlebih disalah satu kebun karet warga di Jalan Soekarno Hatta kilometer 9 arah Kasongan–Pendahara, Minggu (6/9) lalu sekitar pukul 09.00 WIB.
Pemilik kebun, Sertu Suparto yang merupakan salah seorang anggota TNI mengaku terkejut saat menemukan ada seekor orangutan dibalik pepohonan kebun karetnya. Kondisi orangutan yang diperkirakan berumur 3 sampai 4 tahun itu telah ditemukan sudah sekarat dan terlihat lemah ketika hendak diberi makan berupa pisang. Dirinya menyakini jika kebakaran yang terjadi telah menyebabkan sejumlah orangutan dehidrasi, khususnya kawasan hutan disekitar kebunnya.
“Saya yakin kebutuhan makanan dihabitatnya sudah tidak ada. Selain akibat pembukaan lahan juga akibat kemarau panjang dan kabut asap. Sehingga mengalami sakit pernafasan akut dan kekurangan makanan,” ungkapnya, Senin (7/9).
Sepanjang 40 menit pertama, jelasnya, orangutan berjenis kelamin betina itu tidak mampu bergerak dan hanya duduk-duduk karena kelelahan. Dan hampir tidak ada reaksi sama sekali terhadap kehadiran manusia didekatnya.
“Sebelumnya tidak pernah saya temukan ada tanda-tanda orangutan disekitar sini, mungkin orangutan ini mau cari minum dipondok saya karena dehidrasi,” kata Suparto.
Prihatin terhadap kondisi orangutan itu, dirinya lantas mencoba menghubungi pihak BKSDA setempat untuk diselamatkan namun belum ditanggapi secara serius. Setelah beberapa waktu, kondisi kesehatan spesies bernama latin Pongo pygmaeus itu akhirnya pulih dan kembali ke arah hutan dibelakang kebunnya.
“Mungkin takut dengan kehadiran manusia, setelah sekian lama beristirahat dan saya beri makan. Orangutan itu lantas pergi meskipun masih kelihatan kebingungan dan kurang sehat,” pungkasnya. (agg/fin)