SAMPIT – Tiga warga Desa Lubuk Ranggan RT 6 RW 4 Kecamatan Cempaga, Kotim Barkan (45), Irmansyah alias Onot (21) dan Harliansyah (41) membantah melakukan pembacokan terhadap korban Agus Purwanto.

Ini diutarakan ketiganya ketika pelimpahan berkas tahap II di Kejari Sampit, dihadapan JPU Kejari Sampit Nala Arjhunto, Selasa (10/11).

Mereka mengaku hanya menganiaya menggunakan kayu dan tangan kosong saja, dan menyebut sebelum kejadian jari manis korban memang sudah putus.

”Itu putus duluan tidak benar saya yang membacok dengan mandau (senjata tajam), saya tidak ada membawa mandau,” ujar Onot.

Peristiwa terjadi pada 13 September 2015 di Desa Sungai Lonok, Desa Lubuk Ranggan ini, tersangka Onot mengaku sempat berupaya memukul korban dengan kayu.

Dia menyerang korban terlebih dahulu lantaran komandan regu satpam PT BSP ingin memukul Barkan bapaknya Onot. ”Kalau dia tidak memukul bapak, saya tidak mungkin menyerangnya, yang namanya orang tua jelas saya bela,” imbuhnya.

Sementara Barkan menyebutkan dia (korban) berupaya menyerangnya setelah ditegur karena minta uang dengan warga.

Pengakuan tiga tersangka, Agus merupakan preman kampung yang memang ditakuti warga dan setiap mabuk minuman keras, dia kerap kali minta-minta uang.

Karena ditegur, korban ingin menyerang Barkan tapi lebih didulu diserang Onot. Korban berupaya mencabut sangkur yang dibawanya.

Sementara Harliansyah, adik kandung Barkan yang awalnya hanya ingin melerai malah ikut menyerang korban.

Dari catatan kriminalnya, Barkan pernah masuk penjara akibat kasus pertolongan jahat dan saat itu dia dijatuhi hukuman enam bulan, sementara Harliansyah pernah dihukum 16 bulan penjara atas kasus ilegal logging. (co/fm)