KASONGAN – Tak seperti tahun sebelumnya, kini buah durian berbagai ukuran masih dihargai mahal. Pasalnya, panen buah durian tidak serentak diseluruh kecamatan se Kabupaten Katingan. Untuk ukuran kecil saja, buah tropis ini dihargai Rp 25 ribu sedangkan ukuran besar ditawarkan Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per buah.

Lakso (23) salah seorang pengepul durian yang berlapak di pinggir jalan Soekarno-Hatta Kasongan Lama, mengaku bahwa buah durian yang dijual merupakan durian asal Tumbang Lahang Kecamatan Katingan Tengah dan sekitarnya. Setiap harinya pria lajang ini kesulitan mengumpulkan buah durian langsung dari pemilik kebun.

“Selain berebut dengan pengepul lain, durian juga tidak panen merata. Ada yang panen tapi buahnya busuk dipohon,” ungkapnya, Senin (4/1).

Kendati harga jual yang cukup mahal, namun masih ada saja yang membeli. Musim durian kali ini tidak begitu ramai pembeli, sehingga tidak banyak untungan yang didapatkan.

“Sepi pak, sehari paling laku tiga puluh biji. Selain itu kebanyakan rasa durian tidak seenak panen musim sebelumnya, karena agak hambar dan melayu,” ungkapnya.

Sementara itu, Pepep (36) pemilik kebun durian di Desa Buntut Bali Kecamatan Pulau Malan mengatakan bahwa sebagian besar buah durian sudah membusuk pohon, serta banyak bunga yang gugur saat kemarau panjang dan musim asap lalu.

“Bunga durian banyak berjatuhan saat kemarau panjang lalu. Jadi saat ini dalam satu batang pohon mungkin hanya 10 sampai 15 buah durian saja, itupun kondisinya ada yang busuk ulat,” tuturnya.

Padahal, jelas Pepep, jika ditotal secara keseluruhan hasil penjualan dari 16 batang pohon durian mampu menghasilkan uang sebanyak Rp 20 sampai Rp 30 juta. Bahkan lebih jika dirinya juga menjual tempuyak.

“Pengepul yang biasa ambil durian di Buntut Bali juga bingung mencari durian, karena hampir semua pohon tidak ada yang berbuah,” pungkasnya. (agg/fin)