PANGKALAN BUN – Kondisi air baku di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Unit Kumai semakin mengkhawatirkan. Sumber air semakin tipis sehingga perusda yang mengelola air bersih itu terancam kehabisan bahan baku.
PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun menargetkan proses instalasi penanaman pipa rampung tahun ini, sehingga air yang diambil dari Bungur, Kelurahan Baru, Kecamatan Arsel, bisa didistribusikan ke Kumai.
Direktur PDAM Tirta Arut Pangkalan Bun Sapriansyah mengatakan, penanaman pipa sepanjang 17 kilometer lebih tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Harapannya, proyek ini rampung pada Desember 2015 sehingga pasokan air untuk wilayah Kumai aman.
”Selama ini di Unit PDAM Kumai, air bakunya mengambil dari air resapan saja. Kalau sudah kemarau seperti ini, kita kesulitan karena air menipis. Jika kemarau masih berlanjut hingga tiga bulan ke depan, diprediksi air baku sudah tidak bisa diambil lagi,” jelas Sapri kemarin (10/9).
Menurut Sapri, kemarau tahun ini paling parah dibanding sebelumnya. Pihaknya sudah memperdalam tempat pengambilan air baku demi menjaga pasokan.
Adanya penanaman pipa di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalur Pangkalan Lima hingga ke Kumai, bisa untuk pengembangan PDAM ke arah Pangkalan Lada dan sekitarnya.
Saat musim kemarau, PDAM menjadi ujung tombak dalam pemenuhan air bersih. Meskipun di sejumlah wilayah masih belum teraliri air dari PDAM, tetapi pihaknya juga mendistribusikan melalui kendaraan yang disiapkan PDAM atau pemerintah daerah.
”Kebutuhan akan air meningkat, karena banyak juga yang kita antar menggunakan truk tangki ke sejumlah titik untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga,”jelasnya.
Ia berharap ketika air baku dari Bungur menuju Kumai selesai, maka PDAM akan semakin meningkatkan pelayanan dan terus mengembangkan sayap ke sejumlah wilayah. (sam/yit)