PANGKALAN BUN – Kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Kotawaringin Barat berpotensi semakin parah. Pasalnya, jumlah titik panas yang terpantau di sejumlah kecamatan, dalam dua hari ini terus meningkat secara siginifikan.
Berdasarkan data Badan Meterologi Klimatologidan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun, peningkatan titik panas paling tinggi terjadi di Kecamatan Kumai. Jumlah titik panas di wilayah itu, Jumat (11/9), tercacat sebanyak 57 titik, meningkat beberapa kali lipat dibanding hari sebelumnya yang hanya 10 titik
Peningkatan titik panas juga terjadi di Kecamatan Arsel. Kemarin, terpantau ada 17 titik, lebih banyak dibanding sebelumnya yang hanya 3 titik. Kemudian, Kotawaringin Lama, dari 3 titik menjadi 9 titik panas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kobar mengatakan, pihaknya hanya bisa melakukan pemadaman dengan memaksimalkan semua peralatan pemadam di darat. Sebab, pengajuan bantuan helikopter untuk melakukan pengeboman air belum bisa terlaksana.
”Bantuan untuk bom air dari udara untuk menjangkau wilayah yang sulit dijangkau lewat darat sudah kita ajukan, namun kita diminta menunggu karena masih harus melakukan pemadaman di provinsi lain,” kata Sekretaris BPBD Kobar Said Husein, Jumat (11/9).
Menurutnya, upaya pemadaman dengan mengandalkan unit darat sudah dilakukan semaksimal mungkin. Namun, ketika ditanya tentang upaya pengajuan hujan buatan, pihaknya mengaku kebijakan tersebut berada di tangan Pemprov Kalteng untuk mengajukan ke pemerintah pusat.
”Untuk hujan buatan, kita tidak bisa. Hanya pemerintah provinsi yang mampu mengajukan hal itu,” katanya.
Selain berbiaya mahal, pengajuan hujan buatan juga tidak bisa sembarangan dilaksanakan. Perlu teknologi dan kajian mendalam. ”Harus ada syarat-syarat tertentu, seperti arah angin dan kumpulan awan yang berpotensi menghasilkan air melimpah saat dilakukan penyebaran garam,” katanya. (sla/ign)