SAMPIT-- Guna lebih memaksimalkan kepesertaan pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) Merah Putih di tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), ke depannya penilaian seleksi peserta akan melibatkan masyarakat umum. Salah satu tujuannya agar proses penilaian dalam seleksi lebih terbuka dan transparan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kotim menjelaskan, saat ini upaya seleksi peserta secara terbuka sudah dilakukan. Bahkan menurutnya dalam tujuh tahun terakhir, seleksi lebih ketat dan terbuka dilakukan, sehingga pada tahun ini berhasil meloloskan satu orang anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) Kotim ke nasional dan tiga orang di tingkat Provinsi Kalteng. Menurutnya hal ini berkat upaya seleksi yang dilakukan sesuai standar.
"Saya tidak peduli anak siapa atau siapa, yang penting buat saya peserta tersebut memenuhi syarat dan sesuai ketentuan, serta lolos setiap tahapan seleksi," tegasnya.
Najmi melanjutkan, bahkan dari 71 peserta tingkat kabupaten, ada beberapa yang mengundurkan diri. Hal ini karena adanya keterpaksaan dari peserta, dan sebagian ada yang beralasan sakit. Selain itu menurutnya, hal ini terjadi karena ada yang dipaksa oleh orangtuanya, ada juga yang dipaksa oleh guru mereka di sekolah, sehingga ada beberapa peserta tersebut ikut atas keterpaksaan.
"Saya akui sekarang saya ada tidak ditegur rekan-rekan ASN, karena ada anak, keponakan, atau keluarga mereka tidak lolos ikut seleksi paskibra, sehingga mereka jengkel dengan saya," bebernya.
Najmi kembali menegaskan, hal tersebut tidak menyurutkan pihaknya untuk melaksanakan seleksi paskibraka dengan transparan Dan ke depannya Dispora akan melibatkan masyarakat umum untuk melakukan penilaian terhadap peserta paskibraka yang mengikuti seleksi. Sedangkan untuk seleksi teknis, akan dilakukan oleh pihak pelatih dari TNI, Polri, dan Purna Paskibra Indonesia (PPI) Kotim. (dc/gus)