PANGKALAN BUN - Warga Desa Runtu, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) digegerkan dengan penemuan sesosok mayat di samping mobil yang terparkir di dekat portal salah satu Perusahaan Besar Kelapa Sawit di kilometer 32 Jalan Runtu - Lamandau, Rabu (26/2) pukul 08.30 WIB.
Informasi yang dihimpun, mayat tersebut pertama kali diketahui oleh salah seorang pedagang pentol yang kebetulan melintas di ruas jalan tersebut. Pedagang pentol tersebut heran lantaran ada orang yang berbaring di tanah padahal saat itu sedang turun hujan.
Sejurua kemudian, sang pedagang cemilan itu mendekat dan meminta korban agar berteduh di bekas warung yang tidak jauh dari tempat tersebut. Namun setelah coba dibangunkan, ternyata sesosok tubuh lelaki itu tidak bisa bergerak lagi alias meninggal.
Warga RT 4, Desa Runtu, Tazudin mengungkapkan bahwa ia mengetahui penemuan mayat di desanya setelah mendapat kabar dari beberapa tetangganya. Selanjutnya ia menuju lokasi dan saat itu posisi mayat tersebut masih terbaring di tanah di sisi mobil jenis Hilux warna putih yang berisi rongsokan.
Kondisinya saat itu kedua tangan terlentang dan sebelah kakinya terlipat, ia menduga sebelum meninggal orang tersebut dalam keadaan sakit, hal ini berdasarkan tidak adanya tanda kekerasan atau luka-luka pada tubuhnya.
“Saya menduga ia sakit, karena tidak ada luka ditubuhnya dan posisi mobilnya terparkir dengan baik di tepi jalan,” ungkapnya, Rabu (26/2).
Sambil menunggu pihak kepolisian datang, warga kemudian menutup jenazah tersebut dengan menggunakan kain sarung, dan warga tidak berani mengangkat mayat tersebut sebelum polisi datang.
Tidak berselang lama, polisi yang datang segera mengangkat mayat tersebut dan dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun untuk divisum.
“Setelah polisi datang kami langsung mengangkatnya untuk dibawa ke rumah sakit di Pangkalan Bun,” lanjutnya.
Sementara itu salah seorang warga Lamandau, yang tidak mau menyebutkan identitasnya mengungkapkan bahwa mayat tersebut bernama Dulkarim (50) dan merupakan warga kilometer 18, Beruta, Kecamatan Bulik Timur, Kabupaten Lamandau.
Menurutnya sehari - hari Dulkarim membuka warung mie ayam, namun ia juga sering membawa rongsokan dan pisang hasil kebun untuk dijual.
“Tapi saya engga tahu apakah beliau mengidap penyakit, tapi sehari - hari pak Dulkarim juga membuka warung mie ayam dan sering membawa hasil kebun seperti pisang, bahkan rongsokan dia juga jual,” pungkasnya. (tyo/sla)