SAMPIT– Dua belas tahun lalu, Agung FS Ibat meninggalkan Sampit untuk tugas di BNI Kantor Wilayah Banjarmasin. Setelah keliling di Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Jawa Tengah, tahun ini Agung kembali ke Bumi Habaring Hurung. Dia menduduki kursi Pemimpin BNI Cabang Sampit, menggantikan Wulung Subakti.    

”Setelah dua belas tahun, saya kembali ke Sampit. Kota Sampit benar-benar berubah,” ucap pria kelahiran  27 Juli 1970 ini.

Perekonomian Sampit yang terus tumbuh pesat membuatnya terkesan. Secara kasat mata, banyak investasi yang masuk Sampit. Mulai dari perhotelan, pusat perbelanjaan, properti, hingga perkebunan. Infrastruktur juga terus dibenahi.    

”Dulu hotel paling bagus hanya Hotel Idola. Sekarang ada Aquarius, Midtown Xpress, Grand Hotel, dan Vivo,” ucap Agung.

Dua belas tahun lalu, pusat keramaian hanya ada di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM). Kini, sudah ada mall di Jalan Sudirman. ”Ketika Sampit ada Matahari Departemen Store, itu menjadi indikator bahwa Sampit memiliki potensi pasar yang bagus. Mereka itu investor besar yang punya hitung-hitungan matang,” kata Agung.  

Sektor properti juga berkembang pesat. Kini semakin banyak developer yang membuka kawasan-kawasan baru. Permukinan terus berkembang hingga ke Jalan Sudirman Kilometer 7. Selain itu, pinggiran kota Sampit di Jalan HM Arsyad dan Jalan Tjilik Riwut juga banyak perumahan baru.

”Di Sampit saja, sekarang BNI bekerjasama dengan 22 developer perumahan. Ini menandakan pertumbuhan  permukiman tumbuh pesat seiring pertambahan jumlah penduduk,” ujar suami Muliany ini.     

Menurut Agung, perumahan sebagai salah satu sektor yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, sektor ini berdampak besar bagi bergeraknya ekonomi masyarakat. Dengan peran yang cukup besar tersebut, tidak heran jika pemerintah memberikan anggaran besar bagi sektor perumahan, khususnya rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).   

”Permintaan perumahan sejalan dengan pertambahan penduduk. Rabu kemarin, kami merealisasikan KPR subsidi untuk 30 debitur secara serentak,” ucap ayah dari empat orang anak ini.

Selain pandangan terhadap kemajuan Sampit, pihaknya juga mengungkapkan terobosan BNI di era digital. BNI mengenalkan berbagai kemudahan bagi nasabahnya melalui pelayanan berbasis digital, diantaranya dengan pengajuan kredit perumahan melalui apliaksi online (BNI E-Form) yang dapat diakses melalui website resmi BNI www.bni.co.id ataupun melalui aplikasi BNI Mobile Banking.

Untuk membangun budaya cashless society di kalangan masyarakat, BNI juga mengenalkan produk dan layanannya yang berbasis digital yaitu aplikasi Mobile Banking serta kartu BNI Tap Cash. Produk dan layanan ini mampu menjawab atas kebutuhan masyarakat dalam melakukan transaksi finansial sehari-hari seperti halnya pembayaran tagihan bulanan, pembelian pulsa, transfer rekening, sampai dengan membayar parkir.

Lulusan pascasarjana STIE Widya Wiwaha ini juga menceritakan perjalanan karirnya selama bekerja di BNI. Dia memulai karirnya tahun 1996 di Banjarmasin. Tahun 2003, Agung pindah tugas ke Sampit hingga tahun 2008.  

”Setelah tugas di Sampit lima tahun, saya mutasi ke Kanwil Banjarmasin, lalu pindah ke Kotabaru, lalu ke Banjarbaru. Saya juga pernah tugas di Nunukan cukup lama, mulai dari wakil hingga menjadi pemimpin cabang. Lalu ke Tarakan, baru ke Kebumen Jawa Tengah. Kini saya kembali lagi ke Kalimantan untuk membangun tanah kelahiran,” ujar pria yang hobi futsal dan badminton ini.       

Meski usia tak muda lagi, namun semangat bekerjanya tetap terjaga. Apalagi kini dirinya kembali ke daerah asal. Sebagai putra daerah, Agung ingin berkontribusi lebih dalam pembangunan sepanjang hayat di kandung badan.  ”Hidup itu bagai naik sepeda, tak akan jatuh sampai berhenti mengayuh,” kata penggemar Valentino Rossi ini. (yit)