KOTAWARINGIN LAMA - Haul Kiai Gede ke-12 di Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat yang dihadiri puluhan ribu jamaah dari segala penjuru Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah sempat dikhawatirkan menjadi lokasi potensial penyebaran virus korona.
Namun hal itu dijawab dengan upaya pencegahan yang dilakukan panitia di lapangan. Mereka menyediakan sejumlah lokasi cuci tangan dan menyiapkan petugas kesehatan untuk memeriksa para jamaah. Bahkan para pejabat yang hadir tak luput dari protokol pemeriksaan wajib tersebut.
Sedangkan informasi yang dihimpun dari panitia haul, sekitar 35 ribu jamaah yang hadir diyakini tidak terpengaruh dengan hal itu. Namun di lapangan terlihat banyak di antara mereka menggunakan masker.
Terlihat di sepanjang jalan menuju makam Kiai Gede, warga berdesakan menuju pusat pelaksanaan kegiatan. Teriknya sinar mentari seolah tak dirasakan oleh jamaah, terlebih di sepanjangan jalan, banyak warga yang mencari berkah Haul Kyai Gede dengan membagikan minuman mineral, buah - buahan, kue, dan makanan ringan.
Pantauan Radar Sampit, di Jembatan Sungai Lamandau, terjadi kemacetan parah hingga mencapai satu kilometer. Selain badan jembatan yang sempit, juga terdapat kendaraan yang mengalami pecah ban, sehingga menyebabkan arus lalu lintas dari dua jalur menjadi terhambat.
Pemerintah daerah melalui sejumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki, juga menyediakan hand sanitizer di sejumlah titik, begitu pula dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar yang membagikan masker kepada jamaah yang menghadiri Haul Kiai Gede.
Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah mengatakan, pelaksanaan Haul Kyai Gede ke-12 pada tahun ini dibayangi oleh ancaman penyebaran virus korona yang saat ini sudah terjadi khususnya di Indonesia. Walaupun penyebarannya belum sampai ke wilayah Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kotawaringin Barat, pemerintah daerah bersama masyarakat harus mewaspadai dan melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penyebaran virus tersebut.
"Kita telah siapkan tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan dengan thermal gun, dan menyediakan hand sanitizer (gel antiseptik) di sejumlah titik," terangnya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah pusat sudah meminta untuk menghindari sentuhan langsung dengan tidak saling bersalaman.
Bahkan bentuk konkret dari ketegasan Pemerintah Daerah yaitu beberapa waktu lalu, pihaknya telah menolak kedatangan kapal pesiar MS Coral Adventure berbendara Australia yang akan sandar di Pelabuhan Panglima Utar.
"Saat ini untuk sementara tidak menerima kunjungan wisatawan dari kapal - kapal pesiar," tutupnya.
Sinyal Selluler dan Akses Internet Lemot
Jaringan komunikasi dan akses internet di pusat dan sekitar lokasi Haul Kiai Gede ke – 12 di Kelurahan Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat sempat alami penurunan (down), Minggu (15/3).
Kejadian itu diperkirakan mencakup radius sekitar 1 kilometer dari Makam Kiai Gede. Kejadian berlangsung sejak pagi hari hingga pukul 13.00 WIB. Praktis masyarakat alami kesulitan akses internet, terutama pengguna Telkomsel.
Hal itu diakui oleh beberapa jamaah, salah satunya adalah Wajidi, jamaah dari Pangkalan Bun. Ia yang ingin berkomunikasi dengan keluarganya menggunakan aplikasi WhatsApp hingga siang hari belum terkirim, bahkan untuk menelpon juga tidak bisa dilakukan.
"Sejak pagi hari saat masuk kawasan dari simpang Polsek Kolam, sinyal sudah sangat sulit, terlebih untuk telpon sudah tidak bisa. Saat selesai acara haul dan jamaah bubar sekitar pukul 13.00 WIB, Alhamdulillah walau masih tersendat tetapi sudah bisa buat WA," ujarnya.
Tidak hanya jamaah, sejumlah awak media online yang melakukan tugas jurnalistiknya juga mengalami kesulitan saat mengirim konten berita ke redaksinya. (tyo/sla)