Operasi Yustisi Berskala Besar yang digelar Satgas Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) diwarnai insiden kemarahan dua perempuan berpakaian seksi yang sedang nongkrong di sebuah warung di Bundaran Pasar Indra Sari, Pangkalan Bun, Sabtu (7/8) pukul 22.45 WIB.
Aksi tak simpatik dua perempuan tersebut terjadi saat Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah menghampirinya yang sedang duduk di warung makan tanpa menggunakan masker. Padahal saat itu tidak ada hidangan di meja mereka.
Saat ditegur dua perempuan itu menunjukan raut wajah tidak senang dan menunjukkan arogansinya dengan menjawab tidak sopan dan terkesan marah. Padahal teguran yang dilakukan terbilang cukup santun dan bermaksud agar mereka segera pulang dan membungkus makanan pesanan mereka untuk dibawa pulang.
Mengingat perempuan tersebut berpakaian sangat minim, sebagai perempuan bupati juga mengingatkan agar berpakaian lebih sopan di tempat umum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bahkan salah seorang dari perempuan tersebut sempat marah dan ingin merampas kamera salah seorang wartawan media elektronik dari Dayak TV dan meminta menghapus rekaman visual tersebut. “Saya punya privasi, jangan sembarangan ambil video, sini kameranya, hapus,” ujarnya sambil berteriak.
Wakapolres Kobar, Kompol Boni Ariefianto yang berada di sebelah Bupati mencoba mengingatkan dua perempuan tersebut agar bersikap sopan dan tenang. Namun bukannya menurut, mereka justru menjawab dengan kasar. “Apa urusannya dengan kalian,” tandasnya.
Mendengar jawaban itu, Wakapolres kembali menasehati agar kedua perempuan tersebut mengenakan pakaian yang sopan agar auratnya tertutup. “Alangkah lebih baik lain kali pakaiannya yang sopan mbak kalau keluar rumah, dan auratnya agar ditutup,” lanjutnya.
Setelah itu, dengan arogan ia mengambil kunci mobilnya dan mengajak temannya untuk masuk mobil dan pulang. Saat meninggalkan lokasi, sang pengemudi mobil menggeber mesin hingga menimbulkan suara berisik.
Padahal saat itu, posisi mobil perempuan yang belum diketahui identitasnya tersebut tidak bisa keluar terhalang oleh mobil patroli gabungan. Setelah mobil rombongan memberikan celah, mereka pergi kecepatan tinggi meninggalkan lokasi.
Informasi dihimpun dari warga sekitar, perempuan-perempuan berpakaian seksi tersebut memang sering terlihat di warung sop sapi tersebut, bahkan hingga larut malam.
“Kalau pakaiannya memang seperti itu setiap datang, tadi mereka berempat tapi yang dua langsung menghindar saat ada patroli banyak,” ungkap sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya. (tyo/sla)