Pengembangan industri kayu di Kalimantan Tengah selama ini dinilai belum tergali maksimal, khususnya dari sisi pemanfaatan untuk perekonomian masyarakat. Karena itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mendesak pemerintah pusat membangun industri untuk mendukung pemanfaatan hilirisasi hasil alam tersebut di Kalteng.

”Kalau ada industrinya, pemanfaatannya dapat diproduksi di Kalteng. Hingga terbangunlah hilirisasi industri yang baik dan kerusakan alam juga bisa dicegah sejak awal karena kontrol ada di masyarakat,” kata Sugianto, Rabu (25/8).

Dia menuturkan, pengembangan industri perkayuan juga harus didukung dengan kebijakan lain dari pemerintah pusat. Salah satunya dengan melakukan moratorium kayu log.Artinya,kayu tidak boleh keluar dari Kalteng, kecuali sudah dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi.

Sugianto menegaskan, keberadaan hilirisasi industri tidak sepenuhnya untuk kepentingan pemerintah. Ada banyak kepentingan masyarakat yang akan diakomodir, salah satunya berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja.

”Kekayaan alam di Kalteng sangat melimpah. Hal ini tentunya harus dirasakan seluruh masyarakat, bukan hanya untuk sekelompok golongan tertentu,” tegasnya.

Dengan adanya hilirisasi industri di Kalteng, lanjutnya, juga akan menyerap tenaga kerja masyarakat, sehingga turut memberikan kontrol terhadap keberlangsungan industri, karena proses industri yang sangat dekat dengan masyarakat setempat.

Di satu sisi, pembangunan industri hilirisasi tersebut juga sesuai komitmen Presiden Joko Widodo, yang menyatakan pengembangan komoditas ekspor di Indonesia harus didukung dengan hilirisasi yang besar untuk meningkatkan nilai tambah dan menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi.

”Masih banyak orang asing yang sudah lama masuk memanfaatkan kayu kita. Tetapi, industrinya tidak ada di Kalteng. Ini tidak sesuai dengan semangat presiden. Tentu ke depannya pengembangan dalam skala luas,” pungkasnya. (sho/ign)