Wabah penyakit kulit yang disebabkan kutu Sarcoptes Scabiei (scabies) yang awalnya menyerang warga di tiga wilayah administratif di Kecamatan Kumai, meluas ke Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Informasi dihimpun, penyakit kulit ini menyerang satu keluarga di RT 29 di kawasan SMP Negeri 6 Natai Pelingkau dan salah satu warga di RT 21 Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan.
Bahkan, untuk kasus di RT 29, scabies menyerang satu keluarga yang terdiri dari ibu dan tiga orang anaknya. Sementara di RT 21, ayah dan anaknya yang menderita penyakit gatal-gatal ini.
Gejala scabies yang diderita warga Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan tersebut, sama dengan yang terjadi di Kelurahan Kumai Hulu, Candi, dan Desa Sungai Tendang, Kecamatan Kumai, yaitu kulit berbintik berair dan bernanah, serta menyerang hampir di seluruh tubuh. Termasuk kepala hingga menyebabkan korengan.
”Awalnya saya yang kena, tetapi setelah sembuh, anak bungsu saya yang kena. Gejalanya seperti cacar, berbintik, berair, dan gatal,” kata Iyan, warga RT 21, Kelurahan Baru Kecamatan Arsel, Rabu (22/9).
Menyikapi fenomena tersebut, Puskesmas Kumai dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat melaksanakan penelitian epidemiologi (PE) di tempat awal munculnya kasus scabies. Observasi dilakukan terhadap sepuluh orang yang terserang di RT 03, Kelurahan Kumai Hulu.
Namun, mengingat keterbatasan sumber daya, mereka hanya mengambil satu sampel kasus Scabies di Kumai Hulu. Berdasarkan keterangan warga sekitar, permukiman mereka mayoritas terkena scabies.
”Tadi baru observasi satu tempat, yaitu di RT 03, Kumai Hulu. Yang kami observasi baru sekitar sepuluh orang, tetapi menurut keterangan warga, anak-anak dan orang tua di sekitar mengalami hal yang sama,” ungkap Kepala Puskesmas Kumai, Samsul.
Dia menambahkan, pihaknya belum melakukan pendataan jumlah warga Kecamatan Kumai yang terserang scabies. Terutama di Kelurahan Kumai Hulu, Candi, dan Sungai Tendang. Scabies di Kecamatan Kumai menyerang balita, anak usia sekolah, dan orang tua.
”Saat ini informasinya selain menyebar ke lingkungan Kecamatan Kumai, scabies juga sudah menyebar ke Kota Pangkalan Bun,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi terkait hasil observasi yang dilakukan, Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat Akhmad Rois belum bisa memberikan keterangan terkait hal itu. Pasalnya, untuk mengetahui hasil observasi, diperlukan analisis, etiologi, dan pengendalian terhadap penyakit tersebut dibahas secara cermat terlebih dahulu. ”Biasanya akan ada laporan penyelidikan sementara. Akan segera saya infokan kalau sudah ada hasilnya,” tandasnya. (tyo/sla)