Warga Jalan Biduri Bulan, BTN Amarilis III, Desa Batu Belaman, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, dibuat panik dengan kobaran api yang muncul di lahan kosong. Kebakaran tersebut terjadi di dekat permukiman mereka, Kamis (3/3), pukul 12.25 WIB.
Cuaca panas dan embusan angin membuat api cepat merembet dan membakar vegetasi semak belukar kering serta pepohonan yang terdapat di hutan kawasan permukiman tersebut. Mendapati api semakin mendekat ke deretan rumah BTN, warga menghubungi pemadam kebakaran Kobar. Kasatpol PP dan Damkar Kobar Majerum Purni mengatakan, setelah mendapat laporan kebakaran lahan di dekat permukiman, Mako Damkar segera mengerahkan personel dan satu unit water suplai ke lokasi. ”Karena darurat dan warga panik, meminta damkar ke lokasi karena kebakaran dekat dengan permukiman,” ujarnya.
Kurang dari satu jam, api dapat dipadamkan dan dilakukan pembasahan guna mencegah munculnya apis susulan. Namun, penyebab kebakaran belum diketahui sumbernya. Warga setempat mengaku tidak mengetahuinya, karena mereka melihat api sudah membesar. ”Kurang lebih lahan yang terbakar mencapai setengah hektare, kita harapkan masyarakat lebih waspada dengan potensi kebakaran, karena cuaca cukup panas dalam beberapa hari ini,” imbaunya.
Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi (Stamet) Bandara Iskandar Pangkalan Bun Aqil Ikhsan menjelaskan, berdasarkan pantauan citra satelit, di Kobar tidak terdeteksi adanya titik panas. Padahal, sejak dalam beberapa hari terakhir terjadi karhutla di beberapa titik. ”Hal ini dikarenakan kemungkinan tertutup awan, sehingga titik panas tidak dapat terpantau oleh satelit dengan baik,” ungkapnya. Terlebih, lanjutnya, saat musim hujan banyak awan yang menutup wilayah Indonesia, sehingga titik panas di bawahnya tidak terdeteksi satelit.
Menurutnya, meskipun masih memasuki musim hujan, saat jeda hujan, kondisi berubah panas, sehingga tetap rawan terjadi karhutla. ”Suhu di Kotawaringin Barat berkisar antara 25 sampai 33 derajat celsius,” pungkasnya. (tyo/sla/ign)