Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memasang dua plang imbauan di sekitar Sungai Purun, Dusun Kalap, Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit. itu dilakukan sebagai tindak lanjut kemunculan buaya di sekitar Pantai Kalap Senin (9/5) lalu.
”Saya ditemani anggota Manggala Agni mengunjungi lokasi kemunculan buaya. Setelah itu kami memasang dua plang imbauan agar masyarakat sekitar, terutama warga yang tinggal di pesisir pantai dan nelayan yang mencari tangkapan ikan, agar lebih waspada dan berhati-hati saat beraktivitas,” kata Muriansyah, Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Kamis (12/5).
Informasi dari pihak pengelola tempat wisata di sekitar lokasi kemunculan buaya, nelayan sering beraktivitas di sekitar pantai. ”Kami memutuskan memasang plang di muara Sungai Purun, tepatnya di tepian jalan yang menghubungkan Kabupaten Kotim dan Seruyan. Kami melihat Sungai Purun sering dijadikan objek memancing oleh warga sekitar. Jadi, memang sangat berbahaya kalau wisatawan tidak tahu kalau di sungai itu sering muncul buaya,” ujarnya.
”Sungai Purun yang dimaksud ini daerah yang banyak monyet yang meminta makanan di tepian jalan,” tambahnya. Dari keterangan warga dan nelayan setempat, sebagian besar sungai di Desa Ujung Pandaran sampai Sungai Bakau pernah muncul buaya. ”Di lokasi, kami juga melihat aktivitas nelayan memasang jaring. Kami memberikan pengarahan kepada warga sekitar dan nelayan agar berhati-hati saat beraktivitas, baik di sekitar pantai maupun Sungai Purun,” katanya.
Selain itu, BKSDA Pos Jaga Sampit juga mengingatkan nelayan agar tidak menggunakan peralatan penangkapan ikan yang menyalahi aturan, seperti penggunaan setrum, racun, atau bom ikan. Pasalnya, selain melanggar hukum, perbuatan itu juga menyebabkan kerusakan ekosistem pantai dan mangrove.
”Kami juga imbau kepada pihak pengelola tempat wisata untuk menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, jangan sampai memancing kedatangan buaya. Apabika ada satwa liar seperti buaya dan orang utan terlihat di sekitar tempat wisata, agar segera melapor ke kami, sehingga dapat segera kami tindak lanjuti,” ujarnya.
Dari informasi nelayan setempat, pergerakan buaya kerap muncul ke arah barat dan timur pantai. Pihaknya masih mencari informasi lebih lanjut terkait kemunculan buaya di lokasi lainnya.
Sementara itu, terkait umpan yang dipasang di Desa Telaga Baru, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang beberapa hari lalu, masih terus dalam pemantauan. ”Informasi dari Ketua RT, umpan terlihat masih ada dan belum berhasil terjerat dan buaya masih sering muncul di sekitar lokasi. Rencana kami, pemasangan jerat tetap dilanjutkan. Apabila umpan ikan sudah busuk, akan diganti umpan ayam,” tandasnya. (hgn/ign)