Warga terdampak banjir keluhkan bau amis yang muncul saat banjir mulai surut. Aroma tidak sedap tersebut diduga berasal dari air yang masih menggenangi permukiman dan ruas jalan. Bahkan saat melintas di ruas Jalan Ahmad Yani, Pangeran Antasari, GM Arsyad, dan jalan lainnya pengguna jalan mencium aroma tidak sedap tersebut.
Kondisi itu memunculkan kekhawatiran akan ancaman penyakit. Warga belum mengetahui apa penyebab bau taks edap itu. Bukan hanya warga di Kelurahan Baru, Raja, dan Mendawai, tapi warga di Kelurahan Raja Seberang, dan Mendawai Seberang mengalami hal serupa. Bauamis tersebut tercium hingga dalam rumah warga yang mayoritas masih terendam banjir. “Bau amis ini sudah terciuam sekitar empat hari ini dan saat air semakin surut semakin kuat baunya,” ujar Titi warga Raja Seberang, Rabu (2/11).
Warga lainnya di Kelurahan Baru, Anto juga mengungkapkan hal serupa, bahkan nyamuk juga sudah semakin banyak beberapa hari terakhir. Ia berharap agar pemerintah daerah melakukan penanganan menyeluruh terkait hal ini. Selain penanganan saat banjir, juga ada penanganan setelah (pasca) banjir. “Aspal jalan bekas terendam banjir berwarna hijau, kalau saya menduga bau amis muncul dari lumut-lumut yang tumbuh subur saat banjir. Nyamuk juga semakin banyak, jadi harus waspada terhadap serangan penyakit,” tandasnya. (tyo/sla)