Bisnis prostitusi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merambah kalangan pelajar. Para gadis remaja Kotim ada yang rela menjual diri memuaskan nafsu pria hidung belang dengan imbalan sejumlah uang. Fenomena tersebut disampaikan langsung Bupati Kotim Halikinnor saat menggelar dialog interaktif bersama pelajar SMA/SMK sederajat di Kotim, Senin (13/3). Dia mengaku miris dan prihatin dengan kenyataan tersebut. Belum lagi adanya perbuatan mesum yang dilakukan remaja di Taman Kota Sampit beberapa waktu yang lalu.
”Ada pelajar yang melayani om-om demi uang. Datanya ada. Kami prihatin sekali. Belum lagi sesama remaja berciuman di Taman Kota Sampit,” kata Halikinnor. Pada kesempatan itu, Halikinnor mendapatkan pertanyaan dari seorang pelajar, Adinda dari MAN Kotawaringin Timur. Dia bertanya bagaimana cara pemberian seks edukasi tanpa merasa hal tersebut tabu bagi pelajar seusianya. Menanggapi hal tersebut, Halikinnor menuturkan, membahas seks edukasi kepada anak-anak seolah-olah menjadi hal yang tabu. Padahal, hal itu penting diajarkan sejak dini. Tujuan untuk membekali dan menyadarkan anak pentingnya menjaga kesehatan, kesejahteraan, dan martabat mereka dengan cara penanaman perlindungan diri dalam mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang baik.
”Seks edukasi seolah tabu. Rasa keingintahuannya itu jadi ingin mencoba,” kata Halikinnor. Kepada Plt Kepala Dinas Pendidikan yang hadir saat itu, Halikinnor meminta agar di satuan pendidikan bisa mulai memberikan pendidikan seksual sejak dini. “Supaya mencegah agar tidak melakukan. Benteng pertama adalah agama dan iman. Mau itu narkoba, seks bebas, balapan liar, kalau sudah dibentengi dengan agama dan iman, pasti tidak akan dilakukan. Kunci dari semua itu adalah agama,” katanya. Menurutnya, terbukanya akses yang luas terhadap teknologi informasi dan komunikasi harus disikapi bijak, sehingga dapat meminimalisir dampak negatifnya terhadap kondisi psikologis generasi muda yang belum matang, serta rentan. Hal itu dikhawatirkan akan membawa generasi muda pada degradasi moral yang dewasa ini sudah sangat mengkhawatirkan.
”Kemajuan teknologi informasi menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan bijaksana. Dampak negatif yang ditimbulkan, seperti pornografi degradasi moral, pergaulan, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan kriminalitas harus diwaspadai sejak dini. Terutama bagi anak-anak dan generasi muda,” katanya. Halikinnor berharap anak-anak yang hadir dalam dialog interaktif bisa menjadi pelopor dan motor penggerak, sekaligus menginisiasi yang mampu mengajak rekan sesama remaja dan pelajar untuk tidak melakukan kenakalan remaja, seperti pergaulan bebas, menjauhi narkoba serta mengedukasi bahaya yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba.
Sekretaris LSM Lentera Kartini Fifit Novita Handayani mengatakan, digelarnya dialog interaktif pencegahan pergaulan bebas menyasar remaja SMA/SMK di Kotim. Pasalnya, remaja dinilai merupakan salah satu kelompok usia yang rentan terhadap pergaulan bebas. ”Karena di masa-masa remaja ini mereka kebanyakan masih mencari jati diri, gampang terpengaruh pergaulan bebas, terpengaruh dampak dari pergaulan yang tidak sehat. Apalagi di Kota Sampit ini banyak sekali kasus, seperti narkoba cukup tinggi, pergaulan bebas atau seks bebas, dan kenakalan remaja lainnya, yaitu balap liar. Kebanyakan pelakunya remaja,” ujarnya.
Menurutnya, kenakalan remaja di kalangan pelajar di Kotim sudah sampai level meresahkan. ”Bagaimana mereka seakan-akan tidak mempunyai rasa malu lagi bergaul bebas, berani berciuman di tempat umum, dan kelakuan lain yang tentunya tidak sesuai norma agama,” ungkapnya. Dalam upaya pencegahan terhadap kenakalan remaja, pihaknya sering melakukan sosialisasi di lingkungan sekolah. Hal itu sebagai upaya menekan dan mencegah remaja terjerumus narkoba, pergaulan bebas, dan hal negatif lainnya. Salah satu pelajar yang mengikuti dialog interaktif, Intan, dari SMAN 1 Sampit mengatakan, apa yang disampaikan Bupati Kotim sangat bermanfaat dan berguna, terutama bagi mereka. ”Sangat memotivasi kami semua yang ada di sini, dengan adanya pengarahan dari bapak tentang pergaulan bebas yang terjadi di Sampit,” ujarnya.
Intan menyadari kasus pergaulan bebas marak terjadi di Sampit, sehingga. Kegiatan tersebut memberikan pandangan terhadap mereka bagaimana bergaul yang baik dan sehat. ”Adanya sosialisasi ini untuk memberitahukan kepada pelajar di Sampit agar lebih pintar memilih pergaulan. Apa yang disampaikan bapak tadi cukup bermanfaat sekali, bukan bagi saya, tapi bagi semua orang. Ini sangat bermanfaat,” katanya. (yn/ign)