Lima kelurahan di Kota Pangkalan Bun dan beberapa desa di Kecamatan Arut Selatan kembali terancam banjir. Padahal belum hilang rasa trauma ribuan warga bantaran Sungai Arut atas banjir besar yang melanda Kabupaten Kotawaringin Barat di akhir tahun 2022 lalu.
Meningkatnya debit air Sungai Arut di kawasan hulu maupun di hilir memicu luapan dan mulai memasuki permukiman warga di bantaran sungai yang ada di Kelurahan Raja Seberang dan Mendawai Seberang serta mengancam Kelurahan Baru, Mendawai, dan Kelurahan Raja. Pantauan di kelurahan Raja Seberang, air perlahan naik sejak sepekan terakhir dan saat ini (kemarin) sudah mencapai sekitar 80 centimeter. Untuk diketahui bahwa rumah warga di lima kelurahan yang bermukim di bantaran Sungai Arut mayoritas berbentuk panggung dengan ketinggian tiang bervariatif. Bagi rumah yang tiangnya rendah air luapan sungai hanya menyisakan sekitar 30 centimeter dari lantai rumah warga, bila kondisi cuaca masih terus hujan tidak menutup kemungkinan air akan merendam lantai rumah warga.
Kondisi tersebut merisaukan warga, karena bila banjir besar datang mereka akan direpotkan dengan pengeluaran tambahan untuk membeli peralatan untuk membuat panggung di dalam rumah. Berdasarkan pengalaman, satu kepala keluarga akan menghabiskan anggaran antara Rp700 ribu sampai Rp1 juta untuk membeli bahan membuat panggung di dalam rumah, seperti bahan papan, kasau, dan paku. Warga RT 02, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arsel Sumiati mengatakan ketinggian air meningkat drastis paska hujan turun hingga pukul 14.00 WIB.
“Kalau air sudah naik begini kita akan direpotkan dengan memindahkan barang dan untuk membuat panggung, biayanya tidak sedikit,” keluhnya, Senin (20/3). Bukan hanya itu, kondisi air pasang seperti saat ini memunculkan bahaya lainnya, seperti binatang liar yang sering naik ke rumah warga. “Karena banjir ular sering naik ke rumah warga, jadi tiap hari kita waspada dan berupaya menutup lubang-lubang yang berpotensi binatang melata itu masuk ke rumah,” imbuhnya.
Sementara itu, di RT 18, Gang Kerbau, Kelurahan Baru, Kecamatan Arsel, air luapan sungai Arut juga sudah merendam sebagian jalan menuju jalan poros GM Arsyad. “Jalan di depan rumah saya sudah terendam, sudah beberapa hari ini, kalau terus hujan ya bisa seperti banjir yang lalu-lalu,” tukas warga setempat, Iya. (tyo/sla)